Pustekkom Selenggarakan Fasilitasi Model Pembelajaran Berbasis TIK

Balai Tekkomdik DIY - Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendikbud menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Model Pembelajaran Berbasis TIK. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Inna Garuda, Minggu, 15 September hingga Selasa, 17 September 2013, dengan diikuti oleh 25 guru pilihan dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di seluruh DIY.

25 orang guru pilihan tersebut merupakan para guru yang memiliki minat yang sangat tinggi dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan lewat pendayagunaan TIK. 25 orang guru terdiri dari 6 orang guru SD, 8 orang guru SMP, 5 orang guru SMA dan 6 orang guru SMK. Dari masing-masing jenjang, telah terwakili 5 Kabupaten-Kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut Kepala BPMRP DIY, Drs. Aristo Rahadi, MM, yang mewakili Kepala Pustekkom Kemendikbud saat membuka kegiatan Fasilitasi Model Pembelajaran Berbasis TIK, kegiatan yang diikuti oleh 25 orang guru ini memiliki tujuan untuk mensosialisasikan Rumah Belajar. Rumah Belajar sendiri adalah sebuah portal pembelajaran berbasis kelas maya, yang mendukung perluasan akses pembelajaran tidak hanya terbatas di sekolah saja, namun juga di rumah masing-masing siswa.

"Ujung tombak dari Portal Rumah Belajar ini adalah para Guru di seluruh Indonesia. Nantinya para guru bisa mengambil bahan baku ajar di Rumah Belajar, kemudian diolah. Setelah diolah selanjutnya bahan ajar yang telah jadi diupload kembali ke Rumah Belajar. Sehingga dengan demikian bahan ajar tersebut bisa dimanfaatkan oleh jutaan siswa di seluruh Indonesia", terang Aristo.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora DIY, Drs. R.K. Baskara Aji menyatakan sangat mendukung portal pembelajaran Rumah Belajar yang telah dikembangkan oleh Pustekkom.

"Kami di Dinas Dikpora DIY membutuhkan kreativitas dan kesungguhan Bapak Ibu untuk membawa anak-anak bisa belajar di sekolah maya. Pada saatnya nanti, presensi anak-anak tidak harus di sekolah, tetapi dapat dilaksanakan di rumah.  Kalau kita sudah kuasai teknologi dan budayanya, tidak perlu anak hadir dengan tunjuk hidung, tinggal scan jari dari rumah. Saya harap Bapak Ibu yang punya kemampuan TIK, bisa menjadi motivator teman-teman yang lain agar mau menggunakan TIK untuk meningkatkan mutu pendidikan", terangnya.