Prof. Suyanto, Ph.D. : Ini Dia yang harus dilakukan Guru dalam menyambut Pembelajaran Abad 21

Balai Tekkomdik DIY – Dalam Workshop Pembelajaran Abad 21 yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora DIY yang bekerjasama dengan Intel dan Lenovo, Kamis, 29 Agustus 2013, Keynote Speaker yang diundang adalah Mantan Dirjen Dikdas Kemendikbud, Prof. Suyanto, Ph.D.

Prof. Suyanto menyampaikan materi yang sangat menarik, yakni untuk menyambut Pembelajaran Abad 21, apa yang harus dilakukan Guru?

Menurut Prof. Suyanto, Indonesia memiliki bonus demografi yang sangat besar, sehingga pada tahun 2045 Indonesia mempunyai angka usia produktif yang sangat banyak. Namun apabila tidak disiapkan dengan baik, maka bonus tersebut justru bisa membahayakan negara Indonesia.

Oleh karena itu, lanjutnya, untuk mempersiapkan datangnya bonus tersebut, perlu ada sinkronisasi antara pendidikan dan teknologi yang tepat guna. “Artinya, perlu adanya inovasi dan kreativitas yang tepat dalam teknologi untuk memajukan pendidikan”, tukasnya.

Dalam materinya, Prof. Suyanto juga menyinggung tentang perubahan paradigma kreativitas. “Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif”, ungkapnya.

“Selain itu kita juga harus punya pemimpin yang kreatif, yakni how to make impossible become possible. Karena paradigma Kurikulum Pendidikan tahun 2013 menyatakan bahwa 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik”, terangnya.

Kemampuan kreativitas diperoleh melalui observing (mengamat), questioning (menanya), Experimenting (mencoba), associating (menalar), Networking (membentuk jaringan). Ini artinya, pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil signifikan (hanya peningkatan 50%) dibanding dengan yang berbasis kreativitas.

Demi menyambut abad 21, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui colaborative learning.

Selain itu, untuk jenjang Sekolah Dasar, Kemendikbud juga akan menekankan pentingnya implementasi tematik terpadu. Yang dimaksud dengan tematik terpadu disini adalah keterkaitan satu sama lain antar mapel-mapel sekolah dasar. Keterkaitan ini akan menyebabkan keterpaduan konten pada berbagai mapel. “Dengan terpadunya mapel ini, saya yakin akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa”, tutupnya.(m.tok)