Evaluasi Implementasi ICT EQEP Paket 1

BTKP DIY - Paket 1 bantuan komputer dalam Program ICT EQEP telah disampaikan seluruhnya ke sekolah pada periode akhir tahun 2010 hingga awal tahun 2011. Namun setelah dua tahun diberikan, gaung pemanfaatannya belum terdengar keras. Bahkan ada beberapa sekolah yang belum sama sekali memanfaatkan bantuan komputer untuk pembelajaran berbasis e-learning di sekolah.

Melihat kondisi itu, Professional Fasilitator (PF) wilayah Sleman segera melakukan koordinasi dengan BTKP DIY dan Konsultan Program ICT EQEP, untuk mengumpulkan sekolah-sekolah penerima bantuan komputer paket 1 dalam acara Evaluasi Implementasi Program ICT EQEP.

Acara ini dihadiri oleh 17 sekolah penerima bantuan paket 1 ICT EQEP. Ke-17 sekolah itu adalah SD Kenaran 2, SD Purwomartani, SD Klodangan, SMPN 1 Seyegan, SMPN 1 Moyudan, SMPN 3 Tempel, SD Klegung 1, SD Balangan 1, SD Godean 1, SD Muhammadiyah Ambarketawang, SMPN 1 Berbah, SMPN 2 Depok, SMPN 3 Gamping, SD Gentan, SD Percobaan 3, SD Percobaan 2, dan SD Sendangadi 1.

Acara Evaluasi Implementasi Program ICT EQEP dilaksanakan mulai tanggal 14 hingga 17 Juli 2012 dengan menghadirkan narasumber Kepala BTKP DIY, Dra. Tugini Trihayati, serta Konsultan Program ICT EQEP, yakni Prof. Djohar, MS. serta Ir. Ira Promasanty, M.Eng.

Dalam sambutannya, Kepala BTKP DIY mengungkapkan bahwa adanya program ICT EQEP tidak lepas dari hubungan baik yang sudah berlangsung lama antara Provinsi DIY dengan Provinsi Kyoto di Jepang, sehingga menjadikan Kyoto sebagai sister province DIY. Pada tahun 2004, Kyoto menawarkan bantuan kepada DIY. Sultan pun menyambutnya dengan meluncurkan program Jogja Cyber Province di tahun 2006. Pada tahun 2007, program ICT untuk pendidikan mulai digaungkan dengan diresmikannya Jogjabelajar.

Niat pemerintah Jepang untuk langsung membantu Provinsi DIY ternyata terkendala akan adanya birokrasi yang mengharuskan program dari negara lain masuk terlebih dahulu ke Pemerintah Pusat. Pada saat itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menolak adanya program bantuan ini, dengan alasan sudah banyak program bantuan yang masuk ke Kemendikbud. Akhirnya, bantuan pun dialihkan melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).

Pada tahun 2010, bantuan terealisir. Dari sekitar 1900 SD yang ada di DIY, terdapat 300 diantaranya yang terpilih untuk mendapatkan program bantuan ini. Sementara dari total sekitar 400 SMP, hanya 200 saja yang terpilih untuk mendapatkan program bantuan ini. Sehingga total terdapat 500 sekolah yang mendapatkan bantuan ini, dengan 110 diantaranya diberikan di tahun 2010. Dari 110 sekolah itu, 25 diantaranya merupakan sekolah-sekolah yang berada di wilayah Kabupaten Sleman.

Selain dibantu dengan fasilitas komputer, para guru di sekolah-sekolah tersebut juga sudah dilatih untuk memanfaatkan fasilitas yang ada, baik dari segi konten, maupun hardware. Untuk mendampingi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran melalui program ICT EQEP, BTKP DIY juga telah membentuk Tim Pengembang TIK yang terdiri dari 40 orang dan tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Dan apabila sekolah menemui permasalahan yang bersifat teknis maupun non teknis, BTKP DIY pun telah membentuk Tim Helpdesk Program ICT EQEP yang terdiri dari 5 orang yang masing-masing mengampu 1 Kabupaten/Kota. Sehingga sejatinya tidak ada alasan bagi sekolah untuk tidak memanfaatkan program bantuan ICT EQEP.

Oleh karena itu, Kepala BTKP DIY mengajak semua sekolah paket 1 untuk bersyukur kepada Tuhan YME dengan jalan segera memaksimalkan pemanfaatan program bantuan ICT EQEP di sekolah.

"Mari direalisasi untuk mencapai tujuan awal, yakni meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan. Jika sekolah tidak memanfaatkan, maka bantuan bisa kami tarik dan dipindahkan ke sekolah lain yang lebih membutuhkan", terang Kepala BTKP DIY. (m.tok)