-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiBTKP DIY - Guna menyambut disahkannya UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DIY bekerjasama dengan Sekretariat Bersama Keistimewaan Yoyakarta menggelar pemutaran film Dokumenter "Sejarah Keistimewaan Yogyakarta dalam Arsip" yang diikuti Sarasehan UUK Provinsi DIY dengan menghadirkan pembicara Sutradara Nasional, Garin Nugroho, Rabu (5/9) di Kepatihan Yogyakarta. Segenap instansi pemerintah di Provinsi DIY turut diundang untuk menghadiri acara ini, termasuk BTKP DIY, yang diwakili oleh Drs. Mulyanta, M.Kom.
Kepala Bidang Arsip Statis BPAD DIY, Drs. Muh. Qosim, dalam sambutannya menyampaikan bahwa BPAD DIY telah berhasil menyelesaikan pembuatan film dokumenter mengenai arsip-arsip keistimewaan DIY. Dalam film yang berdurasi 1 jam ini, BPAD merangkum arsip-arsip lama, mulai dari sejarah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, pecahnya perang dunia ke-2 di Eropa yang menyebabkan Raden Mas Dorojatun dipanggil kembali ke Indonesia dari studinya di Belanda, dilantiknya RM. Dorojatun menjadi Sultan HB IX, perjuangannya membantu kemerdekaan NKRI, hingga Amanat 5 September 1945 yang sangat terkenal itu.
Lebih lanjut, Qosim mengajak masyarakat untuk melindungi arsip. "Dengan melindungi arsip, banyak hal yang bisa terbantu. Keberhasilan pengesahan UUK DIY salah satunya berkat adanya arsip-arsip lama yang mendukung Keistimewaan Yogyakarta", ungkapnya.
Sementara itu, Sutradara Nasional, Garin Nugroho, mengapresiasi film dokumenter yang telah diselesaikan oleh BPAD DIY bekerjasama dengan Sekretariat Bersama Keistimewaan Yogyakarta. Namun demikian, Garin menghimbau masyarakat untuk tidak berpuas diri dengan UUK DIY yang telah didapatkan dan film dokumenter yang telah dibuat. Garin mengajak masyarakat, terutama pemerintah, untuk membuat film dokumenter berseri mengenai Keistimewaan DIY, yang disosialisasikan ke sekolah-sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi.
"Melalui film dokumenter yang dibuat berseri ini, kita sosialisasikan pendidikan sejarah keistimewaan Yogyakarta dan apa yang sampai saat ini sudah dilakukan dan diperoleh Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa. Film ini nantinya kita sosialisasikan kepada seluruh anak didik, pelajar, dan mahasiswa di DIY. Sehingga mereka bisa mengetahui, mengerti dan memahami makna Keistimewaan Yogyakarta, yang pada akhirnya mereka dapat dengan mantab menerima status istimewa itu, bahkan ikut menjaga dan melestarikannya hingga ke anak cucunya kelak", tutur Garin. (m.tok)