-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiMenurut B.F. Skinner teori belajar behaviorisme adalah hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu atau subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan bahwa tingkah laku yang ditunjukkan seseorang merupakan akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon. Teori ini berkembang dan cenderung mengikuti aliran psikologi belajar, lantas menjadi dasar pengembangan teori pendidikan dan pembelajaraan saat ini. Ciri dari implementasi sukses teori belajar behavioristik ini adalah adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di masa lampau. Seseorang dinyatakan belajar jika telah merespon suatu kejadian dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di masa depan, guna menghindari akibat yang pernah dialaminya.
Pada teori kognitivisme seorang peserta didik dilatih untuk berpikir secara cerdik untuk menyelesaikan masalahnya. Peserta didik harus dapat menggali pengetahuannya sendiri. Menurut tokoh psikologi Pendidikan Jean Piaget menyatakan bahwa, teori belajar kognitivisme adalah suatu proses belajar melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya dengan melibatkan proses berpikir/bernalar. Jadi dalam teori ini lebih menekankan pada pemaknaan dalam belajar, sehingga belajar tidak hanya menghafal tetapi yang lebih penting adalah seorang peserta didik harus menangkap makna dari proses belajar yang dia lakukan.
Dibanding dengan behaviorisme yang menekankan proses internal dalam belajar dan kognitivisme yang menyelaraskan pembelajaran dengan cara kerja otak, para pedagog terkini melihat bahwa konstruktivisme merupakan metode belajar terbaik. Mengapa? Proses ini dibangun di atas kesadaran bahwa siswa sudah memiliki aneka pengalaman. Tugas guru adalah merangkaikan pengalaman itu menjadi sesuatu yang bermakna. Untuk itu, pedagog seperti John Dewey dalam Democracy and Education (1950) secara jelas mengungkapkan bahwa belajar sebagai proses pemaknaan pengalaman.
David Kolb, pendiri Experience Based Learning, menekankan bahwa ketika pengalaman dipadukan dengan pemahaman akan membentuk sebuah pengetahuan. Di sini jelas, pengetahuan tidak dimaknai sesederhana sekadar menguasai beberapa teori abstrak sebagaimana kerap disalah mengerti. Hal itu merupakan hasil yang tercipta dari perpaduan kreatif antara pengalaman dan pemahaman. Artinya, tanpa pengalaman dan pemahaman, mustahil tercipta pengetahuan.
Berpijak pada pemahaman ini, semestinya tidak ada permasalahan siswa dalam belajar. Mereka terlahir dengan rasa ingin tahu yang sangat besar. Oleh karena itu, semestinya tidak ada keluhan yang kerap terdengar dari para guru tentang masih banyaknya siswa yang kurang cakap dalam kelas dengan motivasi belajar yang sangat rendah. Apakah keluhan itu benar adanya? Bisa saja. Dengan bantuan teknologi yang memudahkan segalanya, siswa kita lebih suka mencari jalan yang lebih mudah dan aman. Mereka suka mencari yang enaknya saja.
Bila para tokoh pendidikan benar dalam analisis tentang potensi siswa dalam belajar, para guru semestinya sadar bahwa masalahnya ada pada para guru. Jelas, ada sesuatu yang salah. Entah pengetahuan yang diajarkan adalah sungguh sebuah produk dari pengalaman dan pemahaman atau sekadar teori yang tidak menarik dan membosankan bagi siswa.
Kebosanan itu juga bisa mewakili ekspresi bahwa model pembelajaran yang diterapkan sama sekali tidak mengikuti apa yang dikehendaki otak. Para peneliti organ terpenting manusia sepakat bahwa penerimaan informasi akan lebih mudah dan kuat bertahan apabila dikombinasikan dengan gerak. Dalam konteks ini, pembelajaran aktif merupakan cara terbaik dalam membentuk pengetahuan yang tangguh.
Kenyataannya, ada asumsi bahwa semakin siswa tertib di dalam kelas maka semakin baik. Aneka gerakan selalu dianggap mengganggu. Padahal, apa yang dilakukan adalah refleks dari kebutuhan otak yang butuh penyegaran oksigen demi mempermudah proses penyerapan informasi.
Dalam hal tersebut, guru juga tidak bisa dipersalahkan. Niat untuk melakukan pembelajaran menarik yang berbasis otak (brain-based-learning) tentu sangat dikehendaki guru. Guru tentu saja senang melihat siswanya senang dan bukan sebaliknya, gembira melihat anak didiknya terpaku bisu dalam situasi stres. Tetapi, guru kadang terpaksa melakukannya karena terkejar oleh tuntutan materi. Tujuan pembelajaran bukan lagi dihasilkannya kompetensi maksimal atau adanya hasil maksimal, tetapi sekadar mengejar diselesaikannya materi.
Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan penuh perencanaan yang matang. Kegiatan pembelajaran yang tanpa persiapan hanya akan menghasilkan kegiatan yang sia-sia tanpa hasil yang berarti. Salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya perubahan dari segi kognisi, afeksi. dan psikomotorik siswa. Untuk menuju keberhasilan tersebut, maka guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang bermakna, yang mampu diserap siswa untuk memori jangka panjang- nya (long term memory). Salah satu upaya yang dilakukan guru agar pembelajaran semakin bermakna adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik.
Nearpod
Apa itu Nearpod? secara singkat Nearpod adalah platform berbasis web untuk membuat materi pembelajaran interaktif, video interaktif, gamifikasi dan aktivitas lainnya. Nearpod adalah satu platform yang menyediakan berbagai cara untuk mengajar. Ada 3 konten utama yang disediakan oleh Nearpod yaitu, 1) slide interaktif; 2) gamifikasi dan aktifitas; dan 3) video interaktif.
Slide interaktif
Jadikan pelajaran berbasis slide menjadi interaktif dan kumpulkan data tentang pemahaman siswa dengan menambahkan penilaian formatif, simulasi, dan media dinamis. Anda bisa menemukan pelajaran interaktif yang sempurna untuk melengkapi kurikulum Anda saat menelusuri perpustakaan Nearpod berdasarkan standar, nilai, atau mata pelajaran.Tambahkan pelajaran standar siap pakai ke Perpustakaan Pelajaran Nearpod Anda dan sesuaikan dengan konten yang sudah Anda ajarkan. Ubah pertanyaan penilaian formatif untuk memenuhi kebutuhan siswa Anda. Nearpodize konten atau sumber daya favorit Anda dan jadikan interaktif dengan simulasi, media dinamis, dan penilaian formatif untuk memeriksa pemahaman siswa. Atau pilih dari ribuan pelajaran yang siap untuk diajarkan, dapat disesuaikan, dan sesuai standar dari guru-guru favorit.
Untuk penilaian formatif, Anda bisa menambahkan Kuis, Jajak Pendapat, Pertanyaan Terbuka, atau penilaian formatif lainnya ke pelajaran berbasis slide untuk memandu pengajaran dan meningkatkan hasil siswa. Kemudian untuk pengalaman media yang dinamis, buat koneksi dunia nyata dalam pelajaran berbasis slide dengan pengalaman langsung yang menarik melalui VR, simulasi PhET, Pembaca Imersif, dan banyak lagi.
Gamifikasi dan aktifitas
Memperdalam pemahaman siswa dengan permainan pembelajaran dan gamifikasi. Bangun keterampilan siswa dalam matematika, ejaan, dan lainnya dengan Time to Climb, Draw It, Matching Pairs, dan Drag & Drop. Slide turbocharge dengan pengalaman interaktif. Tambahkan penilaian formatif dan pengalaman media yang dinamis ke dalam pelajaran berbasis slide. Nearpodize slide favorit Anda atau buat pelajaran slide interaktif Anda sendiri melalui Nearpod.
Video Interaktif
Ubah video dari pasif menjadi pengalaman aktif. Dapatkan wawasan real-time tentang pembelajaran siswa dan sematkan pertanyaan penilaian formatif interaktif ke dalam video apa pun. Unggah video favorit Anda atau buat sendiri. Telusuri berdasarkan standar di perpustakaan Nearpod untuk menemukan video interaktif yang sempurna untuk melengkapi kurikulum Anda dalam mata pelajaran atau tingkat kelas apa pun. Tambahkan video siap pakai ke pelajaran Nearpod untuk menyesuaikan konten yang sudah Anda ajarkan. Sesuaikan pertanyaan video untuk memenuhi kebutuhan siswa Anda. Kurangi waktu pembuatan pelajaran dengan menambahkan video siap pakai ke pelajaran apa pun. Unggah video Anda sendiri ke Nearpod dan jadikan interaktif dengan menambahkan pertanyaan untuk memeriksa pemahaman siswa.
Setelah Anda membuat konten, kemudian siswa diminta bergabung menggunakan smartphone masing-masing. Yaitu dengan mengunjungi laman join.nearpod.com lalu bagikan kode nya agar siswa bisa bergabung ke konten pembelajaran Anda. Tercapainya tujuan pembelajaran itu hal yang penting tapi yang tidak kalah penting adalah “perjalanan” menuju tujuan tersebut. Jadikan perjalanan mengkonstruksi pengetahuan baru bagi mereka tersebut bermakna dan berkesan.
Melihat tren siswa kekinian yang sangat lekat dengan smartphone, maka ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi para guru, untuk dapat membuat konten yang mampu menarik perhatian, memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dengan harapan mereka mampu mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri. Dengan kata lain daripada siswa hanya mencari hiburan saja, maka hiburlah mereka dengan konten Anda. Jadi siswa tidak hanya terhibur saja namun sekaligus bisa belajar. Ambil perhatian mereka dengan konten Anda, daripada mereka hanya main game, nonton film ataupun scrolling konten yang tidak jelas, lebih baik Anda arahkan untuk dapat mengakses konten pembelajaran anda di Nearpod.
Kaum remaja adalah wakil dari masa depan yang hidup di masa kini. Sekilas, pengertian itu sangat sederhana, tetapi kalimat itu mengandung makna yang mendalam. Generasi muda dan anak-anak yang kini dititipkan adalah wakil masa depan yang hidup di masa kini.
Mereka yang kini masih anak dan remaja memperoleh kesempatan menikmati masa depan. Hal itu berbeda dengan guru yang hanya hidup sampai masa kini. Masa depan terlalu jauh dan niscaya tercapai. Ketika masa depan tiba, ia sudah terlalu tua untuk bisa menjalaninya. Dengan demikian, hal yang diajarkan kepada siswa tentu bukan sekadar menjadi pintar dan cerdas demi menghadapi masa kini. Hal yang lebih penting adalah menyiapkan mereka untuk dapat menghadapi masa depan dalam konteks dan situasi yang berbeda.
Dalam mengajar, hal yang diberikan kepada siswa bukan sejumput keahlian, seperti yang menjadi tuntutan dunia dewasa ini. Sebaliknya, hal yang diberikan adalah sejumput kemampuan kritis agar ia dapat berpikir sehingga ketika masa depan tiba dengan segala problematika, kemungkinan, dan peluangnya, ia dapat mengambil keputusan kritis tepat pada waktunya yang menghasilkan upaya mencari solusi yang tepat sesuai dengan kondisi saat itu.
John Dewey, seorang pedagog, mengatakan "If we teach today's students as we taught yesterday', we rob them of tomorrow." la sadar bahwa apa yang dialami hari ini berbeda dari hari kemarin dan tentu saja tidak sama dengan besok. Oleh karena itu, kita bukan lagi mengajarkan tentang hal yang harus dilakukan, tetapi kita menyiapkan mereka dengan berpikir kritis. Dengan itu, mereka bisa menggunakan akalnya untuk menemukan jalan yang bisa digunakan pada hari esok.
Sumber :