-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiDrone sendiri adalah pesawat yang diterbangkan tanpa awak atau unmanned yang dikendalikan dengan remote control. Perlu diketahui, di era saat ini fungsi drone sangat bermanfaat serta membantu dalam proses kegiatan manusia. Ada yang sekedar hobi untuk memainkannya saja, ada yang dipergunakan untuk keperluan militer, ada yang bertujuan untuk mendapatkan sumber informasi dan dokumentasi yang bermanfaat bagi semua orang, adapula yang bertujuan untuk keperluan komersil, dan masih banyak tujuan-tujuan lainnya.
Inovasi terhadap drone terus gencar dilakukan. Kali ini Para Peneliti di Charles Stark Draper Laboratorium (Draper) yang bermarkas di Massachusetts, Amerika serikat bersama dengan Howard Hughes Medical Institute menjadikan seekor capung tak ubahnya seperti cyborg atau robot hidup yang dipergunakan sebagai sebuah drone dengan nama DragonflEye. Pada prinsipnya Para peneliti mampu mengendalikan gerak Capung sesuai dengan keinginan mereka, dikutip dari halaman www.tempo.co, 08 Juni 2017.
Kenapa harus Capung?
Capung dipilih dikarenakan memiliki dua pasang sayap yang tidak bergerak selaras yang dapat melesat dengan cepat jika mampu memaksimalkan dua pasang sayap tersebut. Selain itu Capung memiliki tubuh panjang serta kepala besar yang memudahkan peneliti untuk memodifikasi Capung tersebut
Lalu bagaimana mekanisme nya?
Para ilmuwan itu menggabungkan biologi sintesis, neuroteknologi, dan navigasi. Semuanya dijalankan menggunakan metode canggih optogenetika, teknik yang memanfaatkan cahaya untuk mengirim sinyal ke neuron. Dengan begitu, para peneliti dapat memodifikasi seekor capung agar mereka lebih sensitif terhadap cahaya serta dapat mengontrolnya. Semua diatur pada alat yang terpasang di badan capung layaknya sebuah ransel pada hewan yang terhubung ke kepala capung. Alat tersebut dinamakan Optrodes. Alat ini terbuat dari serat optik lentur yang berguna untuk membungkus saraf capung. Dengan begitu, Para Peneliti menargetkan neuron yang berperan dalam aktivitas terbang tanpa menganggu neuron lain disekitarnya.
Saat dikendalikan, DragonflEye mampu melakukan berbagai hal yaitu meletakan benda berukuran kecil atau Mikro, Pengintaian atau Spionase, mengamati daerah yang berbahaya bila dijangkau oleh manusia, dan membantu penyerbukan bunga. Draper Labs sementara ini masih menguji coba sejauh mana jarak terbang capung bisa bertahan. Mereka juga akan mengembangkan komponen dan kabel saraf perangkat yang lebih ringkas agar nantinya tak hanya digunakan capung saja, tetapi juga dapat digunakan serangga lain yang berukuran lebih kecil.
Dengan diciptakannya DragonflEye berarti pertama dalam sejarah manusia mampu menciptakan drone dengan menggunakan media serangga (capung) yang mempunyai keistimewaan lebih lihai dan luwes dalam bergerak seperti halnya serangga (capung). Tentu kita mempunyai harapan agar DragonflEye dapat diproduksi secara massal dan keberadaannya dapat difungsikan dengan baik, khususnya membantu serta memudahkan dalam kegiatan manusia. Kita tunggu kelanjutannya.(yokie).