Rompi Anti Peluru Dari Sabut Kelapa

Sabut kelapa yang biasanya tidak berguna dan hanya dijadikan sebagai pengganti kayu bakar, limbah atau bahkan malah hanya jadi sampah, kini dapat disulap menjadi rompi anti peluru oleh dua orang pelajar. Adalah dua orang siswa SMA dari SMA 3 Semarang yakni M. Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama adalah dua orang pelajar yang telah menemukan rompi anti peluru yang terbuat dari sabut kelapa. Dari hobi bermain game model Counter Strike dan Call of Duty dan mereka juga prihatin melihat limbah serabut kelapa yang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, mereka mencoba meneliti kekuatan sabut kelapa dan dijadikan rompi anti peluru. Mereka berdua melakukan penelitian selama enam bulan dan berkali-kali melakukan percobaan. "Memang senang main game tembak-tembakan. Awalnya ingin buat helm anti peluru, tapi banyak kendala seperti harus membuat lengkungan," kata Kevin saat ditemui di sekolahnya, SMAN 3 Semarang.

Rompi anti peluru yang mereka ciptakan bukanlah rompi anti peluru konvensional yang beratnya bisa mencapai delapan kilogram. Rompi yang mereka ciptakan hanya seberat tiga kilogram. Bahan utama yang mereka gunakan adalah serabut kelapa yang sangat ramah  lingkungan, sangat berbeda sekali dengan bahan yang biasa dipakai untuk rompi sejenis yang terbuat dari material baja yang digunakan sebagai perisai peluru. M. Iqbal Fauzi dan Aristio Kevin Ardyaneira Pratama telah membawa hasil penelitiannya tersebut pada ajang "2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014". Penelitian yang diberi judul "Stab Resistant and Ballistic Vest Made From Coconut Fiber" itu berhasil meraih medali perak untuk bidang rekayasa teknologi. Setelah belajar dari beberapa literatur, mereka mengambil kesimpulan bahwa serabut kelapa ini cukup kuat, termasuk dalam menahan peluru. Untuk menghasilkan lempengan kuat serabut kelapa ini, mereka mencampurkan bahan utama dengan fiber glass dan lem.

Biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan lempengan ini cukup murah dan dapat dibuat dalam waktu yang singkat yakni hanya satu hari. Sebelumnya mereka mencoba/menguji kekuatan rompi antipeluru dengan mencoba menembakkan peluru menggunakan senjata jenis M-1911 Kaliber 0,45 inci dengan jarak 5 meter, dan hasilnya peluru terpantul. Rompi antipeluru yang Iqbal dan Kevin ciptakan membutuhkan penelitian-penelitian lanjutan, karena masih dalam bentuk purwarupa dengan ukuran 15 cm x 15 cm dengan ketebalan 1,35 cm. Dukungan pemerintah sangat diharapkan, sehingga pada saatnya nanti dapat dimanfaatkan oleh kementerian yang menangani bidang pertahanan dan kemiliteran. Rompi antipeluru ini bukanlah yang pertama, sebelumnya mereka telah memperkenalkan di Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) yang berlangsung pada pertengahan Februari 2014 dan kemudian dikembangkan dengan hasil yang sekarang ini. Saat itu lempengan serabut kelapa yang mereka ciptakan masih dapat tertembus peluru sedalam 2 cm yang ditembakkan dari senjata sejenis revolver. Kevin dan Iqbal berharap temuan yang mereka beri nama Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber itu bisa dikembangkan dan bisa menahan jenis peluru yang lebih berat. Terlebih lagi mereka ingin produk ini bisa dimanfaatkan TNI maupun Polri. "Saya pikir kalau bisa diproduksi massal dengan harga yang murah, TNI dan Polri bersedia memanfaatkan produk anak bangsa ini," tambah Iqbal.