Ragam Media Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka

Perubahan merupakan suatu kepastian yang harus dihadapi oleh setiap individu. Perubahan-perubahan yang terjadi juga menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi bisa menjadi salah satu sebab individu tersebut kalah oleh perubahan zaman. Salah satu cara untuk melakukan adaptasi adalah melalui aspek pendidikan. Pendidikan harusnya bisa menjadi bekal bagi individu dalam hal ini peserta didik untuk siap menghadapi perubahan yang terjadi. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi pada perubahan yang terjadi pada masa depan.

Pendidikan merupakan aspek yang dituntut untuk bisa dengan cepat melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi. Salah satu perubahan yang paling banyak memberikan dampak pada aspek kehidupan adalah perubahan pada aspek teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat sangat berdampak pada semua aspek kehidupan.

Revolusi Industri

Perkembangan teknologi pada aspek industri bisa dikenal dengan istilah revolusi Industri. Revolusi industri adalah istilah yang mengacu pada perubahan besar yang terjadi pada cara manusia mengelola sumber daya yang ada dan menciptakan sebuah produk. Awal revolusi industri terjadi pada tahun 1750 sampai 1850. Revolusi industri muncul pertama kali di Britania Raya tepatnya di Inggris. Revolusi industri ini ditandai dengan penggunaan mesin uap dalam proses produksi, sehingga menjadi lebih efektif, efisien dan murah. Revolusi ini dinamakan revolusi industri 1.0.

Revolusi industri 2.0 terjadi awal abad 20. Revolusi industri ini ditandai dengan adanya penemuan  tenaga listrik. Tenaga listrik ini kemudian semakin menggantikan penggunaan mesin uap. Revolusi industri 2.0 ini dikenal dengan revolusi teknologi. Selain penemuan tenaga listrik, pada tahun 1913 penggunaan assembly line yang menggunakan ban berjalan pada proses produksi perakitan mobil menjadi salah satu faktor terjadinya revolusi 2.0. Penemuan tersebut menjadi pemicu munculnya teknologi baru seperti mobil, pesawat terbang, pesawat telepon dan sebagainya.

Kemunculan teknologi digital dan internet merupakan tanda dimulainya revolusi industri 3.0 yang terjadi pada akhir abad 20. revolusi industri 3.0 ini dipicu dengan adanya berbagai mesin yang dapat bergerak dan juga berpikir secara otomatis, yang dibuat dalam bentuk komputer dan juga robot. Kemajuan teknologi komputer yang semakin berkembang setelah perang dunia II menjadi faktor pemicu perubahan pada segala aspek terutama industri.

Kanselir Jerman yaitu Angela Merkel pada tahun 2014 menyatakan arti dari revolusi industri 4.0 sebagai sebuah transformasi komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui penggabungan antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional. Menurut Schlechtendahl (2015) Revolusi industri 4.0 merupakan revolusi industri yang menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah informasi, yaitu sebuah lingkungan industri dimana seluruh entitasnya dapat selalu terhubung serta mampu berbagai informasi dengan mudah antara satu sama lain. Revolusi industri 4.0 merupakan puncak dari revolusi industri dimana terlahirnya teknologi digital yang berdampat masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia.

Masa setelah revolusi industri 4.0, masyarakat diprediksi akan mengalami revolusi industri 5.0. Revolusi 5.0 ini sering disebut sebagai Society 5.0. Revolusi industri 5.0 ini berbeda dengan revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan kebangkitan internet, sedangkan revolusi industri 5.0 berfokus kepada kesejahteraan masyarakat secara umum dengan kombinasi pendayagunaan beberapa aspek seperti manusia dan teknologi.

Pendidikan sebagai salah satu aspek kehidupan yang terdampak revolusi industri harus bergerak cepat untuk menyesuaikan diri, terutama sistem pendidikan dan komponen yang ada di dalamnya. Perubahan pada kurikulum, kompetensi guru dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Pendidkan menjadi sangat penting dalam menyongsong kesiapan masayarakat untuk menghadapi revolusi industri baik revolusi industri 4.0 maupun Society 5.0 yang akan datang.

Perubahan pada pendidikan juga menjadi sebuah keharusan ketika ada perubahan yang tidak terprediksi. Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 memaksa semua aspek untuk berubah termasuk diantaranya adalah pendidikan. Perubahan kurikulum yang menyangkut strategi pembelajaran, model dan metode serta kompetensi guru menjadi pilihan yang harus diambil dikarenakan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan pembelajaran secara normal tidak bisa dilakukan.

Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka yang dicetuskan oleh pemerintah menjadi salah satu jawaban terhadap perubahan yang terjadi termasuk respon terhadap revolusi industri dan pandemi Covid-19. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Kurikulum Merdeka terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan. Selain itu, terdapat penyesuaian dalam pengaturan mata pelajaran yang secara terperinci dijelaskan dalam daftar tanya jawab per jenjang.

            Penerapan kurikulum merdeka dengan pendekatan dan strategi yang berbeda juga  berdampak pada tahap teknis pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran inovatif, sarana dan prasarana TIK, guru yang kreatif dan media pembelajaran yang beragam menjadi sebuah keharusan untuk mendukung kesuksesan implementasi kurikulum merdeka. Salah satu aspek dalam pembelajaran yang sangat penting adalah media pembelajaran.

Media pembelajaran pada kurikulum merdeka

            Media pembelajaran adalah alat/komponen yang digunakan sebagai perantara dalam proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Perkembangan teknologi dan kebutuhan kurikulum juga menjadi faktor yang menyebabkan media pembelajaran terus berkembang. Implementasi kurikulum merdeka juga berdampak pada pemilihan media pembelajaran yang sesuai.

            Media pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum merdeka tentunya harus mendukung optimalisasi penerapan merdeka belajar. Kemandiarian belajar, kreativitas dan inovasi menjadi beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih media yang tepat. Beberapa jenis media pembelajaran yang sesuai untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka antara lain :

  1. Media visual
    Media pembelajaran visual merupakan media yang fokus pada aspek visul atau penglihatan saja. Media ini masih bisa digunakan saat pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Salah satu karakteristik media visual adalah mudah digunakan dan tidak membutuhkan teknologi yang rumit. Beberapa media visual yang bisa dimanfaatkan antara lain modul, poster dan komik.
    Penggunaan media visual tentunya juga harus mempertimbangkan pemanfaatan teknologi. Media-media visual yang berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi tentunya lebih diprioritaskan, terutama dalam aplikasi dalam pembelajaran. Media yang bisa dibuka dengan mudah menggunakan perangkat yang dimiliki pasti akan lebih dipilih oleh siswa.

  2. Media Video

    Media video menjadi salah satu media yang paling popular dan umum digunakan saat ini, termasuk ketika penerapan pembelajaran jarak jauh saat Pandemi Covid-19 kemarin. Agnew dan Kellerman (1996) mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. Video masih menjadi salah satu media yang sangat diminati oleh siswa hal ini beberapa hal, antara lain : 1) kemudahan dalam distribusi media, 2) cocok dan mudah dibuka dengan perangkat apa saja, 3) materi yang dijelaskan lebih mudah dipahami dibandingkan hanya teks saja, 4) mampu memberikan gambaran nyata sebuah materi, lokasi atau peristiwa yang tidak terjangkau.

    Media video yang digunakan dalam pembelajaran sangat beragam. Beberapa jenis video yang biasa digunakan dan relevan dengan kurikulum merdeka antara lain video dokumenter, video tutorial, video storyline, film, dan sebagainya.
  3. Animasi

    Animasi bisa masuk menjadi salah satu jenis dari media video karena merupakan media audio visual. Kareakteristik yang paling membedakan dengan media video adalah bahwa film animasi merupakan video yang diproses dari gambar kreasi atau buatan. Animasi berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup, semangat. Animasi bisa diartikan kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati.

    Salah satu kelebihan animasi adalah penggunaan karakter yang bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karakter dibuat semenarik mungkin sesuai dengan karakteristik siswa sebagai penggunanya. Karakter yang sudah dibuat harus dibuat seolah-olah hidup dengan gerakan-gerakan yang tampak nyata.

    Media animasi bisa diterapkan secara tunggal atau bisa menjadi media pelengkap media yang lain seperti multimedia interaktif. Selain berupa animasi karakter, animasi motion graphic juga menjadi salah satu jenis animasi yang banyak digunakan. Motion graphic merupakan gabungan dari media visual yang menggabungkan bahasa film dan desain grafis. Menurut penjelasan Biteable, secara sederhana motion graphic dapat dikatakan sebagai animasi dengan komponen utama berupa teks. Dapat dikatakan pula bahwa motion graphic adalah desain grafis yang dianimasikan
  4. Media berbasis smartphone (Mobile)

    Era perkembangan teknologi saat ini menjadikan gawai atau smartphone seakan menjadi kebutuhan primer. Hampir semua orang memiliki handphone sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi, termasuk diantaranya siswa usia sekolah. Oleh karena itulah salah satu syarat media pembelajaran adalah bisa dibuka menggunakan smartphone.

    Menurut Rogozin, dengan menggunakan smartphone sebagai media pembelajaran maka, (1) . memberikan kesempatan belajar yang lebih mendalam (2). siswa dapat mengembangkan pembelajaran melalui penelusuran informasi dari internet, (3). melatih keterampilan mereka dalam melaksanakan praktikum karena prinsip mobilitas yang dimiliki oleh smartphone. (4). Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan menggunakan smartphone siswa mampu membangun kompetensi mereka dengan cara yang dinamis

    Media pembelajaran berbasis smartphone atau  lebih dikenal dengan aplikasi. Aplikasi yang bisa dikembangkan sangat beragam mulai dari yang bentuknya multimedia interaktif sampai dengan game edukasi. Media pembelajaran berbasis aplikasi ini bisa menjadi salah satu jenis media yang cocok dalam implementasi kurikulum merdeka.

    Selain jenis media di atas, masih ada lagi ragam media yang bisa diterapkan untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka seperti Augmented Reality dan Virtual Reality, namun penggunaanya masih terbatas. Hal ini disebabkan karena secara kuantitas masih sedikit materi-materi yang diimplementasikan melalui AR dan VR, selain itu sarana dan prasarana juga masih kurang mendukung.

Sumber Rujukan

Glints.com, “Motion Graphic: Apa Itu, Kegunaan, dan Profesi Motion Graphic Designer”, 24 Januari 2023. https://glints.com/id/lowongan/motion-graphic-adalah/#.Y_MN3HZBzIU [diakses 19 Februari 2023]

Gramedia.com, “Pengertian revolusi industri 4.0 : jenis, dampak dan contoh

penerapannya”, September 2022. <https://www.gramedia.com/best-seller/revolusi-industri-4-0/> [diakses 19 Februari 2023]

Munir. 2012. Multimedia, Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arief,. Rahardjo., Haryono, Anung., Harjito. (2014). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta:Rajawali Press.