Quizlet, Platform untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Pembelajaran

Pandangan yang sudah berlangsung lama yang menempatkan pembelajaran sebagai proses transfer informasi atau transfer of knowledge dari guru kepada siswa semakin banyak mendapat kritikan. Penempatan guru sebagai satu-satunya sumber informasi menempatkan siswa atau peserta didik tidak sebagai individu yang dinamis, akan tetapi lebih sebagai obyek yang pasif sehingga potensi-potensi keindividualannya tidak dapat berkembang secara optimal. Ketidaktepatan pandangan ini juga semakin terasa jika dikaji dari pesatnya perkembangan arus informasi dan media komunikasi yang sangat memungkinkan siswa secara aktif mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan. Dalam keadaan ini guru hendaknya dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari berbagai sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang aspek-aspek yang dipelajari. Karena sesuai dengan UUD 1945, pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berarti pendidikan adalah usaha untuk memberdayakan manusia. Manusia yang berdaya adalah manusia yang dapat berpikir kreatif, yang mandiri, dan yang dapat membangun dirinya dan masyarakatnya (Tilaar, 2000: 21).

Di samping persoalan-persoalan khusus pembelajaran di kelas, dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, setiap individu selalu dihadapkan pada berbagai persoalan. Seorang siswa atau mahasiswa menghadapi masalah berkaitan dengan aktivitas atau tugas-tugas belajarnya. Kelak, bilamana dia telah menjadi pekerja (karyawan), ia juga akan berhadapan dengan berbagai masalah berkaitan dengan pekerjaannya. Tidak hanya itu saja, bahkan hampir setiap orang seringkali memiliki masalah dengan kepribadiannya sendiri. Sebut saja contoh yang sering kita dengar atau bahkan pernah kita ucapkan, misalnya seseorang yang mengatakan; saya tidak memiliki semangat, saya seringkali merasa malas, saya merasa kurang percaya diri, saya merasa sulit untuk menyesuaikan diri, saya yakin saya tidak mampu dan tidak kuat melakukannya, saya tidak yakin saya akan sukses, dan sebagainya.

Mengacu pada beberapa pandangan tentang belajar seringkali dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dari dimensi siswa. Sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar.

Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik/ciri siswa, baik berkenaan dengan minat, kecakapan maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, unjuk hasil belajar. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi atau keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya.

Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar masalah belajar seringkali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkenaan dengan bahan belajar dan sumber belajar. Sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar. Berikut ini adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa.

  1. Ciri khas/Karakteristik siswa
    Persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi kepribadian siswa, baik fisik maupun mental. Berkaitan dengan aspek- aspek fisik tentu akan relatif lebih mudah diamati dan dipahami, dibandingkan dengan dimensi-dimensi mental atau emosional. Sementara dalam kenyataannya, persoalan-persoalan pembelajaran lebih banyak berkaitan dengan dimensi mental atau emosional.
  2. Sikap terhadap belajar
    Dalam berbagai literatur kita menemukan bahwa sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap sesungguhnya berbeda dengan perbuatan, karena perbuatan merupakan implementasi atau wujud nyata dari sikap. Namun demikian sikap seseorang akan tercermin melalui tindakannya. Sebagai contoh, ketika seorang siswa merasa tertarik untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu, maka dalam dirinya sudah ada keinginan untuk menerima atau menolak pelajaran tersebut, walaupun waktu itu belum dimulai atau dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Bilamana seseorang menyenangi sesuatu, maka ia akan menerima, dan pada gilirannya akan bersedia melakukan sesuatu tersebut. Sebaliknya bilamana seseorang tidak senang dengan sesuatu, maka ia akan menolak, dan pada gilirannya ia tidak bersedia untuk melakukan atau akan mengabaikan kesempatan untuk melakukan kegiatan tersebut.
  3. Motivasi belajar
    Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan- latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Guru dari segala zaman sebenarnya tetap sama. Meski ada perubahan kurikulum, sebenarnya tidak terjadi perubahan mendasar pada guru. Hal yang dikehendaki adalah guru yang sama dapat memahami siswa dari latar belakang berbeda. Ada harapan semoga metode mengajar disesuaikan dengan perkembangan zaman dan perubahan pada siswa.

Mereka memiliki tugas untuk memahami siswa dan mengikuti perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Guru dari segala zaman adalah orang yang dapat hadir menjadi inspirasi dan membagikan ilmu kepada siswanya. Di sana, siswa diharapkan dapat berkembang menjadi pribadi yang utuh dan lengkap, baik dari sisi psikomotorik, afektif, maupun, intelektual.

Berbeda dengan guru, siswa dalam setiap zaman berbeda. Bahkan, mereka itu berbeda pula secara individual. Keberadaan dan perlakuan mereka berbeda. Hal ini semestinya mendorong seorang guru untuk dapat mempelajari hal yang menjadi kemauan siswa.

Proses mengajar bisa dianalogikan seperti proses memancing ikan. Untuk dapat memperoleh ikan, kita perlu mencari tahu umpan yang disenangi oleh ikan yang menjadi target sehingga umpan tersebut bisa dengan cepat akan dilahap. Dengan demikian, seorang pemancing harus mencari hal yang disenangi dan disukai ikan, bukan apa yang disenangi dirinya. Oleh karena itu, seorang guru harus mencari hal yang diinginkan oleh siswa. Ia mempelajari perbedaan konteks yang ada pada setiap zamannya. Dengan itu, ia sanggup mendidik siswa sehingga bisa mengantar mereka kepada pemahaman yang benar dan pendidikan yang seharusnya.

Kita tidak bisa mengajarkan anak-anak dengan cara kita diajarkan karena mereka hidup pada zaman yang berbeda. Mereka adalah manusia masa depan yang dititipkan kini. Oleh karena itu, kita tidak memenuhi mereka dengan cara berpikir yang sama, tetapi kita mengasah mereka agar sanggup memberikan pemecahan yang tepat sasar dengan tuntutan zaman itu.

Perbedaan dalam diri mereka menuntut seorang guru untuk selalu membumi mempelajari latar belakang siswa sehingga tepat memberikan solusi. la tidak bisa memperlakukan siswa dengan sama. Siswa kelas paralel pada tingkatan yang sama juga tidak bisa diperlakukan sama. Ketika hal tersebut dilakukan maka guru dapat menjadi bahan tertawaan karena apa yang ia ungkapkan tidak 'nyambung dengan realitas siswa. Jadi, guru diajak untuk mengikuti perkembangan zaman. Menjadi guru zaman now bukan berarti ia menjadi berbeda. Guru dituntut menjadi hebat sesuai zaman karena siswa sebagai anak zaman now menuntut perubahan dan penyesuaian dari guru untuk mengikuti zaman.

Tidak dapat dipungkiri lagi kecenderungan siswa saat ini lebih suka menonton daripada membaca. Namun perlu diingat bahwa media video bersifat satu arah saja, jadi siswa hanya menerima secara pasif tanpa terlibat aktif dalam pembelajaran. Berapa persen kelompok usia remaja yang gemar main game saat ini? nah dengan pola kegemaran kelompok usia sekolah tersebut dapat digunakan sebagai “umpan“ untuk cara untuk dapat mendapatkan perhatian mereka, sekaligus melibatkan mereka secara aktif dalam pembelajaran. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna sesuai dengan cara mereka belajar, misal dengan quizlet. Quizlet adalah platform pembelajaran interaktif yang dijalankan secara online dan menyenangkan.

Bagaimana Quizlet bekerja?

  1. Pengulangan secara berkala
    Pengulangan secara berkala adalah cara cerdas untuk membantu Anda mengingat sesuatu dalam jangka waktu yang lama. Quizlet membantu Anda mempraktikkan apa yang Anda pelajari sebelum Anda melupakannya, yang memperkuat memori jangka panjang Anda. Saat Anda terus berlatih, Anda akan dapat menunggu lebih lama lagi di antara sesi belajar sampai Anda dapat mengingat informasinya selamanya! Kami melacak kemajuan Anda dengan skor memori yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan Anda mengingat apa yang Anda pelajari di berbagai titik di masa depan. Dengan menyebarkan pembelajaran Anda, Anda dapat membuat pembelajaran lebih mudah dan memastikan apa yang Anda pelajari benar-benar melekat.

  2. Latihan pengambilan (informasi)
    Semakin sering Anda berlatih mengingat suatu informasi atau mengambilnya dari ingatan, semakin besar kemungkinan Anda mengingatnya di kemudian hari. Temuan psikologis ini menjelaskan mengapa belajar dengan kartu flash atau mengikuti tes latihan jauh lebih efektif daripada memeriksa catatan Anda sampai Anda merasa sudah mengetahuinya. Mendapatkan umpan balik akan meningkatkan efeknya lebih jauh. Alat belajar Quizlet dirancang untuk membantu Anda memaksimalkan manfaat praktik pengambilan. Teruslah berlatih pengambilan, bahkan setelah Anda menjawab pertanyaan dengan benar untuk pertama kalinya.
  3. Jenis Pertanyaan
    Jenis pertanyaan di Quizlet dirancang dengan cermat untuk membantu Anda belajar secara efektif dan efisien. Saat Anda menjawab pertanyaan tertulis dari ingatan (alih-alih menyalin jawaban), hal ini memerlukan upaya pengambilan atau “pengingatan”, yang sangat membantu Anda belajar. Pertanyaan pilihan ganda dirancang untuk membantu Anda menyelesaikan lebih banyak pertanyaan dalam waktu lebih singkat, dengan bonus tambahan membantu Anda mempelajari pilihan jawaban yang salah. Jika Anda belajar dengan kartu flash atau soal pilihan ganda, pastikan untuk mengingat jawaban yang benar sebelum Anda melihat solusinya!

  4. Panduan yang memudar secara bertahap
    Pembelajaran akan menjadi paling efektif ketika Anda mendapatkan lebih banyak dukungan instruksional sejak dini, namun perlahan-lahan menerima lebih sedikit hingga panduan tersebut “memudar” sepenuhnya dan Anda melakukan semua pekerjaan Anda sendiri. Quizlet menyediakan kemajuan ini dengan memindahkan Anda dari pertanyaan pilihan ganda yang lebih mudah ke pertanyaan tertulis yang lebih menantang ketika Anda belajar dengan mode Belajar Quizlet. Ketika Anda mulai belajar, Anda mungkin mendapatkan jawaban pilihan ganda yang benar melalui proses eliminasi, atau hanya dengan mengenali jawaban yang benar, tanpa berlatih mengingat seperti yang Anda lakukan dengan pertanyaan tertulis.

  5. Penetapan tujuan
    Jalur belajar dengan mode Belajar Quizlet membantu Anda memulai dengan kuat saat meluncurkan sesi belajar dengan membantu Anda menetapkan tujuan pembelajaran untuk diri Anda sendiri. Refleksi diri sebelum belajar dapat membantu Anda memaksimalkan waktu Anda di Quizlet, dalam beberapa kasus meningkatkan nilai ujian rata-rata sepertiga nilai huruf. Kuncinya adalah menjelaskan tujuan pembelajaran Anda sejelas mungkin dan selalu mengingatnya saat Anda membuat kemajuan!

Sumber :

  • Bala, Robert. 2018. Menjadi Guru Hebat Zaman Now. Jakarta:Grasindo
  • Aunurrahman. 2019. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
  • Kenzie Lane “5 ways you can teach with Quizlet study sets” dikutip dari https://quizlet.com/blog/5-ways-to-teach-with-quizlet-study-sets diakses 21 September 2023