Perangkat Pintar Bisa Ancam Kehidupan Pengguna

Dilansir dari VIVAnews, munculnya beragam brand perangkat pintar di satu sisi, membuat aktivitas manusia makin dimudahkan. Namun, di sisi lain kehadiran perangkat itu dianggap mengkhawatirkan. Privasi data pengguna menjadi terancam, sebab perangkat pintar memiliki kemampuan memonitor pengguna.

Kepala Komisi Perdagangan Federal AS (FTC), Edith Ramirez, menegaskan hal itu dalam sebuah diskusi di arena Consumer Electronics Show (CES) 2015, Las Vegas, AS. 

Melansir BBC, Rabu 7 Januari 2015, untuk itu Ramirez mendesak perusahaan teknologi memastikan gadget bisa seminimal mungkin mengumpulkan data pengguna.

Ramirez merasa, peringatan itu beralasan. Ia memperkirakan, dalam waktu tak lama lagi dunia makin terpapar Internet of things (IoT), yang bakal melanda semua wilayah mulai dari rumah, mobil, dan produk yang dikenakan manusia (wearable). Perangkat pintar itu hadir dalam aktivitas manusia dengan sensor yang bisa memantau pengguna. 

Maka konsekuensinya, data penting seperti sejarah kredit, kesehatan, preferensi keyakinan, sampai informasi keluarga, teman, dan lainnya bisa bocor. 

Bahkan, tambah dia, tanpa disadari perangkat teknologi bisa memantau apa yang dilakukan pengguna. Perempuan ini mengajukan contoh yang mudah, misalnya saat pengguna menonton televisi. Dengan adanya televisi pintar, preferensi jenis tontonan pengguna bisa dilacak.

Bahayanya, informasi semacam ini bisa diumbar ke organisasi lain untuk bisa dimanfaatkan untuk kepentingan komersil. "Akankah informasi Anda yang tidak disadari itu akan dibagi ke yang lain?" kata dia menanyakan. 

Bos perempuan itu menyadari, IoT memang memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun kualitas kesehatan. Namun, ia mengingatkan IoT seharusnya tidak mengorbankan privasi individu.

"Saya mempertanyakan gagasan bahwa kita harus meletakkan data sensitif pengguna pada risiko, yang mana suatu hari perusahaan berpeluang menemukan nilai informasi itu," jelas dia.

Ia menuturkan, data sudah menjadi kebutuhan dan perlakuan atas data bisa digunakan untuk tujuan tertentu yang lebih bermanfaat.

Menutup kesempatan diskusi itu, Ramirez menambahkan bahwa setiap perusahaan yang menghiraukan privasi pengguna bakal mendapat sanksi sosial, tak akan dipercaya lagi oleh konsumen.