PENJELAJAH SEMESTA MELALUI KURSI RODA

"Lihatlah ke bintang-bintang, bukan ke kakimu. Pelajari apa yang kamu lihat dan bertanyalah bagaimana alam semesta tercipta. Selalu ingin tahu"

Kutipan tersebut sangat menggambarkan dirinya. Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS adalah nama lengkapnya, dia adalah salah satu ilmuwan terbaik pada abad 21. Dilansir dari biografiku.com Hawking lahir pada 8 Januari 1942 dari pasangan Dr. Frank Hawking, yang merupakan seorang biolog, dan ibunya adalah Isobel Hawking. Stephen Hawking memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara adopsi, Edward.

Hawking memulai pendidikannya di sekolah wanita St Albans High School pada tahun 1950. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan diinspirasi oleh Dikran Tahta yang merupakan seorang guru matematika. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan alam terutama fisika membuatnya mendapatkan gelar B.A dari Oxford, karena ketidak puasannya pada studinya dia melanjutkan studi astronomi teoretis dan kosmologi yang kemudian melambungkan namanya di Cambridge.

Belum lama di Cambridge Hawking terjangkit Amiotrofik Lateral Sklerosis (ALS), yang kemudian membuatnya lumpuh total. Selama sisa hidupnya hawking harus menggunakan kursi roda dan voice synthesizer untuk berkomunikasi. Hal tersebut tidak membuat hawking berputus asa dan berhenti berkarya, hal ini terbukti dari banyaknya teori-teori yang ia ciptakan.

Begitu banyak teori yang ia ciptakan untuk memecahkan misteri yang ada dialam ini. Salah satunya yang terkenal adalah teori tentang lubang hitam, hawking menjelaskan secara detil lubang hitam berdasar teori kuantum dan relativitas umum dari Albert Einstein. Teori lain yang terkenal dari guru besar matematika di Universitas Cambridge ini adalah teori terciptanya dunia yang membuat banyak pemeluk agama meradang karena teori tersebut menafikan keberadaan Tuhan.

Banyak rahasia semesta yang telah dijelaskan oleh hawking namun dia tetap tidak bisa menjelaskan tentang wanita, Dikutip dari New Scientis tahun 2012 “mengenai wanita, mereka adalah sebuah misteri yang komplit” menunjukkan bahwa tampaknya ia menyerah untuk menjelaskan tentang wanita.

Tak ada alasan untuk mengeluh dan menyerah pada keadaan. Kita bisa belajar dari Stephen Hawking untuk tidak menyerah pada keadaannya (dalam hal ini kelumpuhan total). Sang ilmuwan menghembuskan nafas terakhirnya pada 14 Maret 2018. Sekarang dia dapat bebas menjelajahi angkasa luas dan membuktikan teori-teorinya termasuk tentang keberadaan Tuhan.