Pengaruh Teknologi dan Media Sosial Dapat Ciptakan Gangguan Psikologis

Jika membicarakan tentang teknologi dan media sosial tentu saja kedua hal tersebut telah banyak membawa dampak perubahan pada kehidupan manusia. Manfaat yang kita dapat dari munculnya berbagai macam teknologi baru dan media sosial sangatlah banyak. Salah satu contohnya seperti, kemudahan untuk berkomunikasi antar manusia, kemajuan ekonomi, interaksi sosial yang lebih luas, dan masih banyak lagi kemudahan yang kita rasakan. Namun, tentu saja segala sesuatu yang berkembang pasti memiliki dampak negatif, apabila kita tidak bijak dalam memanfaatkan segala kemudahan tersebut.

Tidak bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial dapat menciptakan gangguan psikologis kepada pengguna. Hal tersebut diakibatkan oleh banyak faktor antara lain melalui pengaruh pergaulan sosial, maupun penggunaan teknologi tanpa membatasi diri. Teknologi dan media sosial juga bisa menjadi penyebab memburuknya gangguan-gangguan psikologis yang memang sudah dialami seseorang. Dikutip dari laman situs www.teknologi.id (19/09/2018), Berikut ini adalah gangguan psikologis yang bisa diakibatkan kemajuan teknologi dan media sosial.

1. Anti Sosial

Anti sosial disebut juga dengan schizoid, yang mana memiliki pengertian yang luas. Anti sosial secara umum dapat diartikan suatu sikap yang melawan kebiasaan masyarakat dan kepentingan umum. Namun, apabila dikaitkan dengan pengaruh teknologi dan media sosial, dapat diartikan dengan gangguan kepribadian yang cenderung kepada menghindari hubungan dengan orang lain. Jika seseorang memiliki kecenderungan anti sosial, maka kecanduan terhadap media sosial dapat memperparah kondisi psikologisnya. Penderita akan lebih sering berinteraksi di dunia maya dan kontak sosial dalam masyarakat akan semakin berkurang. Sehingga dia akan lebih nyaman untuk menyendiri. Hal tersebut tentunya akan mengakibatkan kesulitan dalam berinteraksi dan akan mengganggu kehidupan sosial mereka.

 2. Anoreksia dan Bulimia Nervosa

Keduanya merupakan gangguan perilaku makan, tetapi memiliki perbedaan dalam gejalanya.

Jika bulimia lebih menginginkan bentuk tubuh yang normal, maka anoreksia justru lebih terobsesi pada bentuk tubuh yang terlalu kurus. Penderita bulimia cenderung memiliki bentuk tubuh lebih normal dibandingkan anoreksia. Hal itu dilakukan dengan cara makan sangat sedikit, atau makan banyak tapi kemudian memuntahkan kembali makanan itu.

Maraknya body shaming di media sosial, bisa menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan tersebut, karena seseorang akan cenderung terpengaruh pada komentar orang lain terhadap diri penderitanya. Sugesti terhadap bentuk tubuh ideal itulah yang menyebabkan seseorang terobsesi. Hal ini tentu bukan hanya tidak baik bagi psikologis, tetapi juga kesehatan fisik penderitanya.

 3. Megalomania

Megalomania adalah obsesi yang berlebihan terhadap diri sendiri. Penderita gangguan ini merasa menjadi seseorang yang hebat dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Penderitanya sangat menginginkan rasa hormat dan pujian dari orang lain, dan cenderung meremehkan lingkungan sekitar. Media sosial dapat menjadi tempat bagi seseorang unjuk diri. Dan megalomania merupakan manifestasi ekstrem dari sindrom narsisme, yang bisa diperparah karena penggunaan media sosial yang berlebihan. Seseorang akan lebih terobsesi pada penilaian orang lain dan bisa mengakibatkan depresi, jika penderitanya tidak mendapatkan penilaian yang mereka inginkan.

 4.Nomophobia

Nomophobia merupakan singkatan dari No Mobilephone Phobia, adalah penyimpangan psikologi yang dipengaruhi oleh ketergantungan seseorang terhadap gadget. Penderitanya akan merasakan kecemasan yang berlebihan jika mereka terpisah dari gadget yang mereka miliki. Fenomena nomophobia pertama kali teridentifikasi pada 2008. Hal ini jelas merupakan pengaruh dari kemajuan teknologi. Bahaya dari nomophobia sendiri yaitu penderitanya akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan gadget, sehingga waktu sosial mereka akan tersita. Hal tersebut tentu mengganggu hubungan sosial dan juga waktu produktif penderitanya.

 5. Gaming Disorder

Kecanduan bermain gim disebut dengan gaming disorder. Gangguan ini memiliki gejala utama, yaitu memprioritaskan bermain gim  di atas aktivitas lainnya. Biasanya, gangguan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan intensitas sering. Efek negatif yang bisa dialami oleh pecandu gim yaitu kesehatan fisik yang terganggu dan juga kehilangan waktu untuk interaksi sosial. Ada beberapa kasus kematian yang disebabkan karena terlalu lama bermain gim. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh pembekuan darah, maupun kurang gizi karena sering terlambat makan, dan juga kelelahan. Perlu direnungi, bijak dan cerdas dalam menggunakan teknologi dan media sosial serta tidak berlebihan, akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan kita. Pengaruh positif maupun negatifnya, semua kembali pada diri kita masing-masing.