Pemanfaatan TIK dalam Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi

Pendidikan bukan lagi merupakan istilah yang asing, hampir semua orang pasti sangat mahfum dengan istilah pendidikan. Pendidikan juga seringkali menjadi topik diskusi bagi banyak kalangan, mulai dari menjadi tema diskusi ringan di warung-warung kopi hingga menjadi tema seminar yang menghadirkan akademisi hingga politisi ternama.

Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara mandiri mengembangkan potensi yang dia miliki untuk memiliki keteguhan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak mulai, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003)

Unsur-unsur pendidikan terdiri atas beberapa bagian, antara lain :

  • Peserta Didik,
    Peserta didik berstatus sebagai subyek didik dalam suatu pendidikan.
  • Pendidik
    Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
  • Interaksi Edukatif
    Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
  • Tujuan Pendidikan
    Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan tujuan ke arah mana bimbingan ditujukan.
  • Materi Pendidikan
    Materi pendidikan merupakan bahan ajar dalam suatu pendidikan dan merupakan pengaruh yang diberikan dalam bimbingan.
  • Alat dan Metode Pendidikan
    Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan
  • Lingkungan Pendidikan
    Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa bimbingan atau pendidikan berlangsung

Belajar dan Pembelajaran

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan proses belajar dan pembelajaran. Belajar sangat penting bagi kehidupan seorang manusia. Tanpa proses belajar, manusia tidak akan bisa bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hilgard dan Bower (Purwanto, 2007:84), mengemukakan : belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang 21 dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan pengaruh obat, dan sebagainya).

Belajar seharusnya menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang yang lebih baik berarti menunjukkan keberhasilan proses belajar. Proses perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan hasil dari sebuah proses latihan atau pengalaman. Untuk dapat disebut belajar, perubahan tingkah laku itu harus relatif mantap yaitu merupakan akhir dari sebuah proses panjang.

Menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Sanjaya (2011: 13-14), Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi hasil memang mudah dilihat dan ditentukan kriteriannya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti pembelajaran yang semrawut seperti guru harus menyiapkan 30 strategi mengajar untuk 30 murid atau guru harus mengelompokkan siswa yang pintar dengan yang pintar dan siswa yang kurang dengan yang kurang.

Pembelajaran berdiferensiasi tergambar pada hal-hal berikut ini, yaitu :

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya
  3. Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang” murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
  4. Manajemen kelas yang efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan.

Pembelajaran berdiferensiasi sangat terkait dengan bagaimana guru mengetahui kebutuhan belajar siswa. Setelah mengetahui kebutuhan belajar masing-masing siswa, guru harus melakukan respon berdasarkan kebutuhan belajar tersebut. Kebutuhan belajar siswa setidaknya bisa dilihat dari 3 aspek (Tomlinson :2001), yaitu : 1) Kesiapaan belajar siswa, 2) Minat siswa dan 3) Profil belajar siswa.

Kesiapan belajar yaitu kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Sedangkan profil belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.

Setidaknya ada empat strategi pembelajaran diferensiasi yang dapat dilakukan, yaitu:

  1. Diferensiasi konten
    Strategi diferensiasi konten mengacu pada strategi guru dalam membedakan proses pembagian dan format penyampaian konten. Dalam hal ini, konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh siswa berdasarkan kurikulum.
  1. Diferensiasi proses
    Diferensiasi proses adalah strategi dalam membedakan proses yang harus dijalani setiap siswa yang memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi konten.
  1. Diferensiasi produk
    Strategi ini mengacu pada kemampuan guru dalam memodifikasi produk hasil belajar siswa, hasil belajar, penerapan, dan pengembangan hal-hal yang telah dipelajarinya.
  1. Diferensiasi lingkungan
    Strategi pembelajaran diferensiasi lingkungan belajar merupakan suatu pembentukan suasana atau kondisi belajar peserta didik agar dapat memberikan efektivitas dan pengaruh terhadap hasil belajar

Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak bisa dilepaskan dari setiap sisi kehidupan manusia, demikian pula dengan pendidikan. Pendidikan dan Teknologi terutama TIK menjadi dua hal yang sangat terkait dan saling membutuhkan. Kolaborasi antara pendidikan dan TIK menjadi sebuah keharusan, apalagi diera saat ini yang perkembangan teknologi nya sangat cepat.

Saat ini kita masuk dalam era Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar. Pemanfaatan TIK pada era merdeka belajar setidaknya terwujud dalam 2 point dari 10 startegi penerapan merdeka belajar. Strategi ke - 3, yaitu membangun platform pendidikan berbasis teknologi yang berpusat pada siswa, interdisipliner, relevan, berbasis proyek dan kolaboratif. Pemanfaatan teknologi juga disebutkan dalam strategi ke-6, yaitu membangun sekolah atau lingkungan belajar masa depan yang aman dan inklusif, memanfaatkan teknologi, kolaboratif,  dan sistem belajar berbasis pengalaman.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sangat menekankan pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa. Analisis kebutuhan belajar siswa harus dilakukan oleh guru sebagai tahapan awal dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Analisis kebutuhan siswa ini bisa lebih maksimal apabila melibatkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pengamatan langsung, penggunaan angket dan pre test merupakan metode-metode yang bisa dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kebutuhan belajar siswa.

Pemanfaatan TIK dalam analisis kebutuhan bisa dilakukan dengan berbagai macam alat dan media berbasis TIK.  Salah satu yang paling mudah adalah dengan menggunakan Google Form untuk mengumpulkan data melalui angket atau kuesioner. Penggunaaan Google Form ini bisa memudahkan guru karena hasil dari formulir yang sudah diisi oleh siswa sudah langsung diolah secara otomatis oleh sistem. Selain Google Form, pemanfaatan aplikasi berbasis Gamifikasi juga bisa digunakan untuk mendapatkan data mengenai kebutuhan belajar siswa.

Konten pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembelajaran berdiferensiasi. Setelah mendapatkan data kebutuhan belajar siswa, guru harus menyiapkan strategi dan media yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa tersebut. Konten/media pembelajaran berbasis TIK lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Penggunaan media video, audio, multimedia dan bahkan aplikasi sangat memungkinkan untuk terpenuhinya kebutuhan belajar masing-masing siswa tersebut. Multimedia baik yang berbasis desktop maupun smartphone menjadi salah satu media yang sangat tepat. Hal ini dikarenakan multimedia terdiri dari banyak jenis media yang bisa disesuaikan dengan tipe belajar siswa. Pembelajaran berbasis multimedia juga mengakomodir kecepatan belajar siswa yang berbeda-beda.

Penilaian yang berkelanjutan merupakan salah satu komponen dari pembelajaran berdiferensiasi. Penggunaan TIK sangat membantu dalam penerapan penilian berkelanjutan. Penggunaan aplikasi kuis online seperti Quizizz dan Kahoot sangat membantu untuk melakasanakan penilian berkelanjutan. Pemanfaatan aplikasi Canva juga bisa digunakan untuk melakukan penilaian berkelanjutan. Salah satu caranya adalah pemanfaatan Canva untuk menghasilkan proyek secara berkelompok sesuai karakteristiknya masing-masing. Selain contoh di atas masih banyak cara memanfaatan TIK dalam pembelajaran berdiferensiasi, namun yang paling penting pemilihan media/aplikasi yang digunakan harus benar-benar dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan siswa dan guru.

DAFTAR RUJUKAN

 

Ades, Sanjaya. (2011). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Dewi Kusuma, Octarina dan Luthfah, Siti.2022. Modul Pendidikan Guru Penggerak,Praktek

Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid. Modul Pendidikan Guru Penggerak.. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemdikbud.go.id, “Mendikbud Tetapkan Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”,

Desember 2019. <https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/mendikbud-tetapkan-

empat-pokok-kebijakan-pendidikan-merdeka-belajar> https://www.gramedia.com/best-

seller/revolusi-industri-4-0/> [diakses 20 Oktober 2022]

Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Quipper.com, “Pembelajaran Diferensiasi: Ciri-ciri, Prinsip Dasar, dan Contoh Penerapannya” 15

Januari 2023.  < https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pembelajaran-

diferensiasi/#:~:text=efektif%20dan%20efisien.-,Strategi%20Pembelajaran%20Diferensiasi,dengan%20kebutuhan%20dan%20profil%20belajarnya> diakses 21 Mei 2023