Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Smartphone Android dalam Pembelajaran SMK

 Sejarah perkembangan teknologi Handphone

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat terutama yang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kemajuan TIK yang begitu cepat sangat berdampak pada berbagai sisi kehidupan. TIK seakan menjadi motor dalam setiap bidang, sehingga menjadi indikator utama kemajuan atau ketertinggalan suatu bidang tertentu. Perkembangan yang sangat cepat bisa kita lihat dari perkembangan teknologi cellular phone atau handphone.

Ponsel pertama kali muncul di tahun 1970-an. Panggilan telepon seluler pertama dilakukan oleh Dr Martin Cooper, seorang karyawan Motorola, di New York menggunakan prototipe telepon Dyna TAC. Cooper menelepon temannya yang bekerja di rival AT&T. Ponsel ini memiliki berat lebih dari satu kilogram dan membutuhkan waktu 10 jam untuk mengisi daya. Kemudian pada 1979, Jepang meluncurkan jaringan seluler otomatis pertama yang tersedia secara komersial yang saat ini disebut "1G". Dan untuk pertama kalinya, pada 1983 ponsel dijual dengan harganya USD 4.000, harga yang cukup mahal pada jaman itu. Ponsel yang dijual pertama adalah Motorola DynaTAC 8000X.

Beranjak ke era 90-an awal, ponsel GSM diluncurkan dan jaringan seluler digital 2G menggantikan sistem analog 1G. 2G memungkinkan pesan teks, pesan gambar, dan pesan multimedia (MMS), menciptakan cara baru bagi orang-orang untuk berkomunikasi. Berlanjut ke tahun 1994, IBM menghadirkan Simon yang memiliki layar sentuh dan bentuk paling awal dari apa yang kita semua kenal sekarang sebagai 'Apps'. Harganya saat itu dipatok USD 899 dan hanya bisa digunakan di 15 negara bagian di AS. Di saat yang sama, Nokia juga meluncurkan 2110 di Eropa, itu adalah salah satu ponsel GSM terkecil yang tersedia.

Kemudian BlackBerry meluncurkan 857 mereka yang mendukung email dan penjelajahan web yang menandakan dimulainya masa jaya BlackBerry sebagai raja telepon bisnis. Tiga tahun kemudian, tepatnya di 2003, jaringan 3G mulai diluncurkan di seluruh dunia, ini memberikan kecepatan transmisi data tiga hingga sepuluh kali lebih cepat dari 2G. Dengan hadirnya 3G memungkinkan pengguna untuk menonton klip video, berpartisipasi dalam konferensi video dan memanfaatkan layanan berbasis lokasi untuk pertama kalinya.

Di 2005, sistem operasi Android di akuisisi oleh Google. Saat itu raksasa mesin pencarian tersebut menyatakan keseriusannya untuk membangun teknologi seluler. Dua tahun kemudian, iPhone generasi pertama dari Apple dirilis. Diperkenalkan oleh Steve Jobs, iPhone pertama ini menampilkan sensor putar otomatis dan layar kapasitif. Tak butuh waktu lama, tepatnya pada 2008 ponsel Android pertama dirilis dengan nama G1. Di tahun yang sama Apple juga meluncurkan App store dengan 552 aplikasi yang tersedia untuk diunduh.

Lima tahun setelah iPhone pertama diluncurkan, model generasi kelima dirilis pada bulan September. IPhone 5 terjual 5 juta unit di pekan pertama penjualannya. Di 2021, seperti bisa disaksikan, kebanyakan smartphone yang hadir di pasaran memiliki kemiripan baik dari segi desain maupun spesifikasinya. Smartphone yang ada saat ini memiliki resolusi layar yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, kemampuan kamera, peningkatan ruang penyimpanan, serta kemampuan pemrosesan yang menyerupai konsol gim maupun PC.

Sejarah perkembangan teknologi seluler di Indonesia dimulai tahun 1984. Teknologi seluler pertama kali hadir di Indonesia dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT). Di tahun 1985-1992 ponsel mulai beredar di Indonesia, namun tidak bisa dimasukkan ke dalam kantong karena bentuknya yang besar dan panjang serta beratnya yang hamper mencapai setengah kilo gram..Di tahun ini pula baru dikenal dua teknologi seluler yaitu NMT-470,modifikasi NMT-450.

Telepon Seluler (ponsel) terbagi menjadi beberapa generasi. Ponsel generasi kedua atau yang biasa disebut 2G hadir pada pertengahn 1990-an. Beroperasi pada jaringan GSM dengan menggunakan frekuensi standar 900 Mhz. Kemudian setelah generasi kedua (2G), lahirlah generasi berikutnya yaitu 3G, yang hadir mulai tahun 2000-an, tepatnya tahun 2005 saat Telkomsel berhasil melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multimple Access) di Jakarta.

Selanjutnya ponsel generasi keempat (4G) mulai hadir di Indonesia sekitar tahun 2013. Ponsel teknologi 4G inilah yang saat ini banyak digunakan di Indonesia. Generasi terbaru yaitu generasi kelima (5G) sudah mulai dikenal secara luas, namun adaptasi teknologi ini belum banyak digunakan oleh teknologi ponsel di Indonesia saat ini.

Saat ini, berdasarkan data awal tahun 2021, total pengguna Ponsel di Indonesia mencapai 345 juta jiwa sedangkan jumlah penduduknya sekitar 275 juta. Hal ini berarti ada banyak individu yang memiliki lebih dari 1 ponsel. Sementara itu, total pengguna internet di Indonesia (baik mobile maupun PC) mencapai 202 juta dengan pengguna aktif sosial media mencapai 170 juta jiwa.

Konsep Pembelajaran SMK

Pendidikan terdiri dari berbagai unsur yang menopangnya. Mewujudkan tujuan pendidikan juga berarti mengoptimalkan setiap unsur yang ada untuk mencapai tujuan yang sama yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Salah satu unsur paling penting dalam pendidikan adalah pembelajaran. Ujung tombak dari pelaksanaan sistem pendidikan terletak pada proses pembelajaran. Keberhasilan suatu pendidikan sangat tergantung dari bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan.

Pembelajaran melibatkan dua kegiatan utama yaitu siswa belajar dan guru mengajar. Kegiatan tersebut harus saling mendukung untuk terciptanya pembelajaran yang efektif dan mencapai sasaran.  Pembelajaran adalah interaksi antara siswa dengan pendidikan dan sumber belajar dalam suatu lingkungan pendidikan. Pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono dkk (2007: 80) merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dikarenakan pembelajaran sangat menentukan bagaimana tujuan pendidikan bisa tercapai, maka proses pembelajaran yang efektif menjadi hal yang sangat penting. Sedikitnya ada dua unsur pokok dalam pembelajaran yang efektif, yaitu 1) guru harus memiliki suatu gagasan jelas tentang tujuan belajar yang diharapkan dan 2) pengalaman belajar yang direncanakan dan disampaikan dapat tercapai.

Berdasarkan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Rumusan arti pendidikan kejuruan sangat bervariasi. Menurut Rupert Evans (1978), pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Pembelajaran Era Daring

Pandemi Covid-19 begitu banyak berdampak pada kehidupan masyarakat. Semua bidang kehidupan dipaksa menyesuaikan diri agar bisa tetap bertahan selama masa pandemi ini, demikian juga dalam bidang pendidikan. Pendidikan kovensional secara tatap muka sangat sulit diterapkan pada saat pandemi ini. Pendidikan jarak jauh secara dalam jaringan (Daring) menjadi pilihan yang paling realistis untuk diterapkan. Adaptasi ini juga berdampak pada model dan metode pembelajaran yang diterapkan.

Berdasarkan surat edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020, belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh harus : (1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun lulusan, (2) Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Pandemi Covid-19, (3) Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dari rumah, (4) Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru tanpa diharuskan memberi nilai/skor kualitatif.

Salah satu tantangan pembelajaran daring adalah proses pembelajaran yang rawan memicu kebosanan siswa, apalagi jika guru dalam memandu proses pembelajarannya monoton. Pemanfaatan TIK menjadi sebuah keharusan dalam pembelajaran jarak jauh, termasuk diantaranya adalah penerapan konten atau media pembelajaran. Pandemi juga memaksa guru untuk memanfaatkan TIK dalam pembelajaran baik dalam wadah (sarana) pembelajaran maupun kontan/media yang digunakan.

Media Pembelajaran berbasis Smartphone (Android)

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran. Ketepatan pemilihan media dan model pembelajaran yang akan diterapkan menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan pembelajaran efektif. Menurut Azhar Arsyad (1997), pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan kriteria tertentu yaitu : 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran, 3) praktis, luwes, dan tahan, 4) guru terampil menggunakannya, 5) pengelompokan sasaran, dan 6) mutu teknis.

Media yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran Daring saat pandemi ini juga harus dipilih dengan tepat sesuai dengan kebutuhan agar efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tersebut setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain : (1)  Mudah diakses oleh guru dan siswa, (2) Memotivasi siswa untuk belajar, (3) mendukung pembelajaran mandiri siswa , (4) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan kriteria tersebut, media pembelajaran berbasis smartphone khususnya Android menjadi salah satu media yang tepat digunakan saat pembelajaran daring saat ini.

Pemanfaatan smartphone sebagai media pembelajaran menurut Rogozin yang menyatakan bahwa dengan menggunakan smartphone sebagai media pembelajaran maka, (1) . memberikan kesempatan belajar yang lebih mendalam (2). siswa dapat mengembangkan pembelajaran melalui penelusuran informasi dari internet, (3). melatih keterampilan mereka dalam melaksanakan praktikum karena prinsip mobilitas yang dimiliki oleh smartphone. (4). Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan menggunakan smartphone siswa mampu membangun kompetensi mereka dengan cara yang dinamis.

Media pembelajaran berbasis smartphone (Android) bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu (1) membutuhkan koneksi internet dalam menggunakannya (berbasis on-line), (2) tidak membutuhkan koneksi internet (off-line). Setidaknya media pembelajaran berbasis smartphone bisa diwujudkan dalam dua bentuk yaitu pertama permainan (games) dan yang kedua Multimedia Interaktif. Pemilihan jenis dan bentuk media yang akan dikembangkan harus didasarkan pada analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan sangat diperlukan agar nantinya media yang dikembangkan bisa dimanfaatkan secara efektif.   

Pengembangan media pembelajaran berbasis Smartphone Android tentunya membutuhkan perangkat lunak (software/aplikasi) dalam membuatnya. Beberapa Software yang bisa digunakan oleh guru untuk mengembangakn sendiri media berbasis Andorid antara lain Microsoft PowerPoint, Articulate Storyiline, Unity, Smart Apps Creator dll.

Balai Tekkomdik DIY juga sangat fokus dalam meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan media pembelajaran secara mandiri. Salah satunya contohnya adalah program Mobile Learning Services yang dilaksanakan di SMK N 2 Gedang Sari pada tanggal 9-10 Maret 2021 dengan materi Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Smartphone Android menggunakan Smart Apps Creator (SAC).

 

PENULIS : Ngatifudin Firdaus

 

PUSTAKA :

 

https://smk.kemdikbud.go.id/konten/1869/konsep-pembelajaran-di-sekolah-menengah-kejuruan

https://tekno.sindonews.com/read/435198/122/menelusuri-perkembangan-smartphone-dari-masa-ke-masa-1621757123

https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

https://tekno.kompas.com/read/2010/04/01/18352875/Menelusuri.Perkembangan.Ponsel.di.Indonesia

https://www.telkomsel.com/about-us/blogs/mengenal-teknologi-1g-hingga-5g

https://getsmartschool.id/berita/pembelajaran-digital-mobile-learning-sebagai-media-pembelajaran-era-pendidikan-abad-21

Edi Ismanto, dkk. Pemanfaatan Smartphone Android Sebagai Media Pembelajaran Bagi Guru SMA Negeri 2 Kota Pekanbaru. Jurnal Untuk Mu Negeri VOL. 1, NO.1, MEI 2017, hal. 44.

Sutirman. (2013). Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif., Yogyakarta : Graha Ilmu