Nikmati hidupmu dengan Gerakan JOMO

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah menguasai banyak sendi kehidupan kita. Dalam beberapa tahun belakangan ini perkembangan teknologi maju dengan sangat pesat, kita dipaksa untuk dapat hidup dengan bunyi pemberitahuan dari ponsel pintar kita. Dengan pola tersebut itu menyebabkan munculnya sebuah syndrome yang disebut sebagai FOMO (Fear of Missing Out). Syndrome ini pernah kami bahas sebelumnya, secara singkat syndrome ini merupakan perasaan takut tertinggal seakan-akan dikejar-kejar oleh tren dan tak mau dicap kurang gaul.

Sebagai kontradiksi dari syndrome FOMO pada tahun 2012 Christina Crook mulai sebuah gerakan yang dikenal sebagai JOMO atau Joy of Missing Out. JOMO dapat didefinisikan sebagai perasaan puas seseorang dan telah sudah merasa cukup dengan hidupnya, sehingga mereka merasa bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang mereka senangi. Mereka yang menerapkan JOMO cenderung lebih tenang menjalani hidup tanpa takut melewatkan kesenangan bersama teman-teman. Gerakan ini melatih seseorang untuk mengendalikan obsesi yang berlebih, dengan membatasi penggunaan media sosial. Dikutip dari hellosehat.com mereka yang menerapakan Gerakan JOMO dalam kehidupannya cenderung lebih tenang dalam menjalani kehidupan dan tidak merasa dikejar-kejar oleh sesuatu.

Bagaimana menerapkan Gerakan ini dalam kehidupan kita? Kunci utama dari Gerakan JOMO bukanlah harus benar-benar menghilang dan tidak bersosialisasi dengan orang lain tapi lebih pada kontrol. Berikut beberapa tips untuk memulai praktek JOMO dalam hidup kita yang kami lansir dari hellosehat.com:

  1. Buatlah rencana untuk melakukan sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan orang-orang terdekat. Coba ingat Kembali kapan terakhir kamu bercerita dengan orang tua atau saudaramu. Hal ini dapat membangun koneksi yang lebih dalam.
  2. Kamu tak selalu harus meng-iya-kan setiap ajakan untuk pergi melakukan kegiatan. Kamu juga butuh waktu untuk dirimu sendiri (Me Time), yang bisa kamu gunakan untuk sekedar beristirahat maupun untuk melakukan hobi yang pernah kamu lakukan.
  3. Matikan notifikasi agar tak muncul di beranda ponsel kamu, kecuali jika notifikasi tersebut adalah hal yang benar penting.
  4. Yang terakhir tapi tak kalah penting adalah Tetapkan batas seberapa lama kamu menghabiskan waktu di media sosial, bila perlu kamu bisa menghapus aplikasi tersebut untuk sementara waktu.

Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan semua Langkah diatas sekaligus. Penulis sangat yakin bahwa untuk membatasi diri membuka media social pasti akan sangat berat dilakukan terutama untuk generasi millennial yang hidup dengan media social. Tapi perlahan kamu harus bisa mengontrol diri untuk memilih hal mana yang harus kamu berikan energi lebih dan mana yang dapat diabaikan. Jika dipraktekkan dengan tepat Gerakan JOMO, dapat membuatmu lebih bahagia dalam menjalani hidup.