-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiPendahuluan
Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak adalah hak setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Pendikan yang layak akan membuka peluang seorang warga negara kehidupanya semakin meningkat dan sejahtera. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia, anak berkebutuhan khusus dalam hal ini tunanetra juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak, mengembangkan diri, dan meningkatkan kualitas hidupnya. Namun sampai saat ini mereka masih menjadi siswa yang termarginalkan. Fasilitas dan layanan pendidikan yang tersedia belum memadai dan mengakomodir kebutuhan belajar mereka. Sumber belajar yang tersedia lebih banyak mengakomodasi pada pendidikan anak-anak awas yang bersifat visual. Padahal bagi siswa tunanetra hanya dapat menyerap ilmu dan informasi terbatas pada pengoptimalan indera yang masih dapat dipergunakan yaitu indera pendengaran, indera perabaan, dan indera penciuman.
Permasalahan lain dalam pembelajaran untuk siswa tunanetra terletak pada proses penyampaian materi pembelajaran. Dalam penyampaian materi, guru selama ini masih lebih banyak menggunakan metode ceramah melalui mulut guru. Guru seringkali harus mengulang membacakan materi beberapa kali (demikian juga pada saat membacakan soal ujian). Hal ini menjadikan proses pembelajaran menjadi kurang efisien. Di sisi lain guru menjadi kelelahan namun materi pembelajran belum dapat tersampainan dengan baik secara keseluruhan. Kesenjangan antara hak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan minimnya fasilitas yang tersedia menjadikan siswa tunanetra kurang dapat mengembangkan potensi dirinya. Padahal kecerdasan siswa tunanetra sebenarnya relative sama jika dibandingkan dengan siswa awas. Perbedaan antara siswa awas dengan siswa tunanetra dalam belajar hanya terletak pada hambatan siswa tunanetra dalam menerima informasi serta dalam persepsinya. Sebenarnya siswa tunentra dapat sejajar dengan siswa awas jika fasilitas belajar yang sesuai dengan kondisi dan karakteristiknya terpenuhi.
Beranjak dari permasalah tersebut, ketersediaan sumber belajar yang mengakomodasi karakteristik dan kebutuhan siswa tunanetra mutlak diperlukan. Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran layak didorong untuk dikembangkan. Media audio merupakan salah satu media pembelajran berbasis TIK sangat sesuai dan layak dikembangkan untuk memenuhi sumber belajar bagi siswa tunanetra. Sifat auditif media ini sesuai dengan karakteristik siswa tunanetra yang hanya dapat mengakses informasi dan pengetahuan melalui pendengaran. Dengan demikian media ini mampu untuk mengisi kekosongan sumber belajar bagi siswa tunanetra.
Prinsip Pembelajaran Siswa Tunanetra
Pembelajaran bagi siswa tunanetra agak berbeda jika dibandingkan dengan siswa awas. Strategi pembelajaran bagi siswa tunanetra didasarkan pada upaya untuk memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan kondisi siswa. Strategi ini juga berkaitan dengan upaya pemanfaatan indera-indera yang masih berfungsi secara optimal untuk mengimbangi hilangnya fungsi penglihatan. Prinsip-prinsip dalam menyusun strategi pembelajaran yang harus diperhatikan antara lain:
Karakteristik Pembelajaran bagi Siswa Tunanetra
Tingkat kecerdasan siswa tunanetra tidak jauh berbeda dengan siswa awas. Hambatan penglihatan yang membuat mereka kurang mampu dalam menyerap informasi. Mereka memerlukan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya dan kebutuhannya agar mereka dapat meningkatkan derajat dan hidup mandiri. Yang diperlukan dalam pembelajaran untuk siswa tunanetra menurut Nandiyah Abdullah menitikberatkan pada komunikasi yang bersifat efektif, monitoring dalam kecepatan penyampaian, dan penggunaan penguatan (reinforcement) terhadap kesuksesan belajar.
Fasilitas yang tersedia dalam proses pembelajaran untuk siswa tunanetra meliputi:
Perkembangan dan Pengembangan Media Audio Pembelajaran untuk Siswa Tunanetra
Pada saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin maju. Perkembangan ini tidak hanya terjadi pada teknologi untuk media visual, namun juga terjadi pada media audio. Bentuk ini akan memudahkan pengguna untuk menyimpan dan mentransportasikan file pembelajaran dalam berbagai device, misalnya CD Player, MP3 Player, MP4 Player, DTB Player, komputer atau laptop. Untuk pembelajaran siswa tunanetra ada software tertentu yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk tunanetra, antara lain:
Media Audio Pembelajaran dan Kemandirian Siswa dalam Belajar
Tujuan akhir proses pembelajaran adalah meningkatkan derajat dan hidup mandiri. Agar tujuan pembelajaran berhasil secara efektif maka diperlukan strategi pembelajaran dengan metode pengajaran dan media pengajaran yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemanfaatan media audio pembelajaran akan mendukung upaya belajar mandiri siswa tunanetra. Materi pembelajaran dapat mereka akses melalui berbagai device yang mereka miliki mulai dari MP3 Player, komputer/laptop, CD Player. Dalam menggunakan MP3 Player siswa tunanetra dapat menavigasi dengan mem-pause, me-review, dan me-refrain. Dengan menggunakan AMIS Player atau TAB Player siswa dapat menavigasi dengan pindah bab, pindah frase, pindah halaman, melakukan bookmark, dan lain sebagainya. Dengan metode ini siswa akan dapat menghadapi tantangan baru tanpa harus bergantung pada guru atau orang lain dalam belajar. Siswa dapat melakukan akselerasi dalam belajar sesuai dengan kemampuan siswa.
Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemda DIY telah mengembangkan model pembelajaran untuk siswa tunanetra. Model tersebut didasarkan pada keberpihakan Balai selaku institusi pemerintah kepada siswa tunanetra sebagai pelajar agar tidak menjadi yang termarginalkan. Model yang telah dikembangkan oleh Balai Tekkomdik antara lain Media audio learning object, Buku Audio Pembelajaran, Media Audio cerita sejarah. Sasaran model yang telah dikembangkan yaitu untuk siswa tunanetra untuk tingkat pendidikan SDLB sampai dengan SMALB/SMKLB. Pengembangan model ini telah mendapatkan feed back yang positif dari pengguna. Selain untuk sekolah luar biasa media audio ini juga dapat dimanfaatkan oleh siswa tunantera di sekolah inklusi dengan harapan hak anak tunanetra dalam hal memperoleh akses pendidikan dapat terfasilitasi sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidupnya.
Daftar Pustaka
Rudiyati, Sari. 2002. Pendidikan Anak Tunanetra (Buku Pegangan Kuliah). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Sadiman, Arief, dkk,. 2007.Media Pendidikan.Jakarta.Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Republik Indonesia.2003.No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Eka Jaya.