Kebiasaan Efektif

Beberapa waktu yang lalu saya mengajari anak saya menyetir mobil. Salah satu tantangan besarnya  dalam belajar mobil adalah mengetahui bagaimana caranya mensinkronkan antara pedal gas dan kopling sehingga mobil  bisa berjalan dengan mulus. Kalau kita mengin jak pedal gas dengan tekanan kuat tapi tidak melepaskan kopling, maka mobil kita akan bersuara menderu  dan tidak bergerak. Sebaliknya kalau kita melepaskan kopling terlalu cepat, maka mobil kita akan melompat-lompat, melonjak dan akhirnya mogok alias mesinnya mati. Namun tahukah Anda, bahwa dengan latihan terus menerus, proses sinkronisasi ini akan berlangsung dengan baik bahkan, akhirnya kita dapat mengendarai mobil tanpa berfikir lagi.

Dalam banyak hal, menyetir mobil adalah masalah kebiasaan bukan masalah keahlian. Jika kita terbiasa maka pada akhirnya kita pasti bisa melakukannya. Masih berhubungan dengan kebiasaan, tahukah Anda bahwa 90% hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari didasarkan atas kebiasaan ?

Mengapa kita selalu terlambat  datang untuk bekerja? Itu masalah kebiasaan. Mengapa kita tidak bisa berbahasa Inggris dengan fasih ? Itu masalah kebiasaan. Mengapa kita tidak bisa bekerja dengan cepat ? Mengapa kita begitu ceroboh dan teledor? Mengapa produktivitas kerja kita sangat minim ? Mengapa kita begitu boros ? Mengapa kita begitu senangnya menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi ? Bahkan, mengapa kita menjadi begitu pelupa ? Semuanya itu karena factor kebiasaan

 

Kabar baiknya, kebiasaan yang tidak efektif bisa kita ubah. Kita bisa melakukan pemrograman ulang untuk menciptakan kebiasaan yang efektif, Yang perlu kita lakukan adalah menghentikan kebiasaan yang tidak efektif dan menggantinya dengan kebiasaan yang efektif. Meski kadangkala tanpa sadar kita masih melakukan kebiasaan yang tidak efektif tersebut,namun lambat laun kebiasaan baru kita yang akan mengambil alih. Semoga Anda bisa  melakukan kebiasaan yang efektif. * (Spiritual life for professional job)