-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiHingga saat ini Permasalahan paling utama pada pengguna ponsel yaitu daya baterai yang cepat habis (lowbatt). Para produsen ponsel berlomba-lomba mengklaim produk ponselnya sebagai ponsel yang mempunyai daya baterai yang hemat. Namun apa daya, Dirasa belum ada ponsel yang cukup membuat hati penggunanya percaya sepenuhnya terutama masalah Kapasitas tenaga Baterai.
Semua itu terpecahkan, ketika sekelompok peneliti dari University of Washington Seattle membuat prototype ponsel tanpa menggunakan baterai, tapi menggunakan tenaga elektromagnetik. "Ponsel tanpa baterai ini merupakan sebuah penemuan besar dalam hal kemampuan piranti ponsel tanpa sebuah baterai.Prinsipnya sama dengan piranti streaming yang bisa terus berbicara sambil menerima data, yang pada dasarnya adalah sebuah telepon," kata Shyam Gollakota salah satu peneliti dari University of Washington Seattle.
Pada dasarnya ponsel ini tetap menggunakan baterai sebagai tenaga. Namun ketika baterai habis Ponsel ini dapat menggantikan tenaga baterai dengan mengandalkan gelombang elektromagnetik dari gelombang yang memancar di sekitar kita, seperti: Frekuensi Radio FM, Statiun Televisi, Menara Provider Ponsel.
Pada ponsel biasa membutuhkan daya listrik hingga ratusan miliwatt pada saat melakukan panggilan telepon, Namun pada Ponsel Prototype ini, daya listrik tersebut dapat dipangkas sedemikian rupa sehingga lebih hemat dan efisien. Sayangnya, Pada ponsel prototype ini, tenaga elektromagnetik masih sebatas untuk panggilan telepon, belum untuk melakukan pengiriman pesan maupun berselancar di dunia maya (browsing). Namun para peneliti sudah mempersiapkan percobaan keduanya agar dapat dipergunakan untuk fitur tersebut seperti halnya ponsel biasa.
Namun jangan khawatir, para Tim peneliti sedang berusaha untuk memasarkan produknya sampai ke tangan masyarakat luas dan dapat dikembangkan sedemikian rupa. Tim peneliti juga berharap ada produknya yang siap dipasarkan ke masyarakat umum dalam lirun waktu kurang dari setahun. Kita tunggu kabar selanjutnya. (Yokie)