Gambar Fotografi Sebagai Media Pembelajaran

Gambar fotografi merupakan salah-satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.

Gambar fotografi termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: Pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan tercetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film stripes dan transparencies.

Gambar fotografi bisa dipergunakan baik untuk tujuan pembelajaran individual, kelompok kecil maupun untuk kelompok besar yang dibantu dengan proyektor opek atau opaque projector. Sedangkan guna memperoleh dampak tiga dimensi sepasang film ukuran 16 mm ditempatkan pada stereographic viewer.

Keuntungan dan kelemahan gambar fotografi

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari gambar fotografi dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran antara lain:

  1. Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar-mengajar, karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa.
  2. Harganya relatif lebih murah daripada jenis-jenis media pembelajaran lainnya, dan cara memperolehnya pun mudah sekali tanpa perlu mengeluarkan biaya. Dengan memanfaatkan kalender bekas, majalah, surat-surat dan bahan-bahan grafis lainnya.
  3. Gambar fotografi bisa dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang dan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi, dari ilmu-ilmu sosial sampai ilmu-ilmu eksakta.
  4. Gambar fotografi dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistik. Menurut Edgar Dale, gambar fotografi dapat mengubah tahap-tahap pembelajaran, dari lambang kata (verbal symbol) beralih kepada tahapan yang lebih kongkret yaitu lambang visual (visual symbols).

Sekalipun demikian setiap media pembelajaran selalu mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu, begitu juga halnya dengan gambar fotografi. Kelemahan antara lain :

  1. Berapa gambarnya sudah cukup memadai akan tetapi tidak cukup besar ukurannya bila dipergunakan untuk tujuan pembelajaran kelompok besar, kecuali bilamana diproyeksikan melalui proyektor opek.
  2. Gambar fotografi adalah berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan bentuk sebenarnya yang berdimensi tiga. Kecuali bilamana dilengkapi dengan beberapa seri gambar untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai sudut pemotretan yang berlainan.
  3. Gambar fotografi bagaimanapun indahnya tetap tidak memperlihatkan gerak seperti halnya gambar hidup. Namun demikian, beberapa gambar fotografi seri yang disusun secara berurutan dapat memberikan kesan gerak dapat saja dicobakan, dengan maksud guna meningkatkan daya efektivitas proses belajar-mengajar.

1. Karakteristik komunikasi dari gambar fotografi

Setiap guru hendaknya mengetahui media pembelajaran mana yang dapat mencapai hasil paling baik dalam situasi pembelajaran yang diharapkannya. Untuk itu setiap guru harus mengenal secara tepat keuntungan serta kelemahan dari setiap media pembelajaran yang akan dipergunakan. Demikian pula halnya dengan gambar fotografi ini memiliki beberapa karakteristik tertentu, antara lain :

  1. Gambar fotografi itu adalah dua dimensi, dan dari sudut pandang pembelajaran hal itu menjadi amat penting, terutama bagi para siswa muda usia, atau untuk mata pelajaran yang rumit. Semua jenis gambar datar itu ditinjau dari sudut mata pelajaran di mana kedalaman perlu diperlihatkan dan dipahami, maka gambar harus memiliki kualitas tiga dimensi yang memadai untuk tujuan pembelajaran. Untuk itu ahli fotografi mempunyai cara-cara tertentu dalam menciptakan gambar-gambarnya dengan membuat garis-garis perspektif, mengurangi jumlah latar belakang yang kontras sehingga membersihkan dampak tiga dimensional.
  2. Gambar datar adalah medium yang “diam” oleh sebab itu dalam hal ini seringkali dipergunakan istilah gambar tetap atau gambar diam untuk menyatakan bahwa gambar itu tidak bergerak. Pemandangan, gunung-gunung, hutan atau pohon-pohonan, bangunan, objek, bintang atau manusia, dalam posisi diam merupakan subjek natural yang baik sekali untuk gambar datar.
  3. Gambar datar dapat memberi kesan gerak, misalnya gambar yang memperlihatkan adegan di jalan raya sangat efektif. Orang-orang yang lalu-lalang, kendaraan yang lewat, pohon-pohonan yang bergoyang ditiup angin. Semua itu tidak sukar bagi para pengamat dalam menghayati gerak dari adegan yang diperlihatkan pada gambar tersebut.
  4. Gambar datar menekankan gagasan pokok dan impresi, bahwa untuk menilai dan memilih gambar datar yang baik harus menampilkan  satu gagasan utama. Dengan satu pusat perhatian maka seluruh adegan akan mendukung kepada pesan apa yang ingin disampaikan. Jadi, adegan adanya impresi atau tekanan pada satu gagasan pokok nilai gambar menjadi sangat berfaedah dalam pembelajaran.
  5. Gambar datar memberi kesempatan untuk diminati rinciannya secara individual, misalnya hasil pemotretan jagat raya dengan benda-benda langitnya, memerlukan pengamatan rincian gambar yang tekun.
  6. Gambar datar dapat melayani berbagai mata pelajaran, segala macam objek dapat dipotret dari yang kongkret sampai kepada gagasan yang abstrak.

2. Beberapa kriteria dalam memilih gambar fotografi

Ada beberapa kriteria dalam memilih gambar-gambar yang memenuhi persyaratan bagi tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru hendak menetapkan kegunaan-kegunaan gambar yang secara relatif memadai, dan memilihnya yang terbaik untuk tujuan khusus pembelajaran. Dari sudut pandang ini ada dua macam pertimbangan, pertama dari sudut pendidikan dari sudut seni.

Dalam memilih gambar fotografi ada lima kriteria untuk tujuan pembelajaran, yaitu harus memadai untuk tujuan pembelajaran, kualitas artistic, kejelasan dan ukuran yang cukup, validitas serta menarik.

Pertama gambar fotografi itu harus cukup memadai, artinya pantas untuk tujuan pembelajaran yaitu harus menampilkan gagasan, bagian informasi atau satu konsep jelas yang mendukung tujuan serta kebutuhan pengajar. Di samping itu gambar fotografi hendaknya realistik dan hidup, pewarnaan yang bagus, dan harus cukup besar sehingga rinciannya bisa diamati untuk dipelajari. Dalam pada itu, untuk memilih gambar fotografi perlu memperhitungkan kesesuaian dengan tingkat usia siswa. Sedikit unsur terdapat di dalam gambar adalah cocok bagi anak-anak usia muda. Demikian juga pola gambarnya harus sederhana dan gagasannya tidak kompleks. Jadi banyak faktor perlu dipertimbangkan dalam “membaca” gambar itu, misal nya: kecerdasan, lingkungan, pengalaman sebelumnya dan daya imajinasi anak.

Kedua, gambar-gambar itu harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu. Apakah makna kualitas artistic dilihat menurut ukuran seorang seniman, yaitu harus bernilai proporsional, perspektif, keseimbangan dan keterpaduan? Tentu saja tidak sejauh itu persyaratan yang diminta, misalnya gambar yang baik itu cukup melukiskan daerah pemukiman kumuh hendaknya menekankan kesan kotor, jorok, kerumunan kehidupan yang papa dengan lingkungan tidak sehat. Lain daripada itu, gambar-gambar yang memenuhi persyaratan mutu seni hendaknya juga memenuhi faktor-faktor :

  1. Komposisi yang baik, merupakan ciri fundamental efektivitas gambar yang baik atau pengorganisasian ke seluruh unsur-unsur gambar yang baik. Artinya gambar itu mempunyai pusat perhatian yang jelas sehingga memberikan keseimbangan kepada gambar secara keseluruhan, kedudukan dan arah garis-garis, pemakaian cahaya, bayangan serta pewarnaan. Jadi pusat perhatian dari suatu gambar adalah gagasan, misi, pesan yang ingin dikomunikasikan bukan bersifat fisik. Keefektifan suatu gambar ditentukan oleh sejauh mana baiknya gagasan dikomunikasikan melalui gambar-gambar itu.
  2. Pewarnaan yang efektif, berarti pemakaian warna-warna secara harmonis merupakan ciri kedua dari kualitas artistik suatu gambar. Gambar berwarna harus dipilih betul menurut kenyataan, dan alamiah misalnya merah, biru, hijau, dan violet. Warna-warna campuran hanya dipergunakan bila ingin menonjolkan makna tertentu terhadap gagasan yang ditampilkan ke depan. Para siswa usia muda kurang memperhatikan warna-warna yang natural, alamiah atau sebenarnya. Hal itu patut diketahui benar oleh seorang guru. Misalnya mereka memberi warna merah pada kereta api, pohon-pohon ungu, bergantung kepada spontanitas ekspresinya. Fungsi utama pewarnaan pada gambar, adalah kesan realismenya dan memikat perhatian.
  3. Teknik, merupakan ciri yang ketiga dari gambar yang baik untuk tujuan pembelajaran. Teknik pemotretan yang unggul bernilai lebih dari komposisi dan pewarnaan.

Ketiga, gambar fotografi untuk tujuan pembelajaran harus cukup besar dan jelas. Gambar yang tajam dan kontras mempunyai kelebihan, karena ketepatan dan rinciannya menggambarkan kenyataannya secara lebih baik. Yang tidak kurang pentingnya adalah besarnya gambar, sehingga tampak jelas ke seluruh siswa. Bilamana ukuran gambar terlalu kecil maka akan sulit diamati, pemahaman dan daya tarik terhadap gambar merosot dan perhatian siswa kepada gambar pun hilang.

Ketiga, gambar fotografi untuk tujuan pembelajaran harus cukup besar dan jelas. Gambar yang tajam dan kontras mempunyai kelebihan, karena ketepatan dan rinciannya menggambarkan kenyataannya secara lebih baik. Yang tidak kurang pentingnya adalah besarnya gambar, sehingga tampak jelas ke seluruh siswa. Bilamana ukuran gambar terlalu kecil maka akan sulit diamati, pemahaman dan daya tarik terhadap gambar merosot dan perhatian siswa kepada gambar pun hilang.

Keempat, validitas gambar. Yaitu apakah gambar itu benar atau tidak? Gambar-gambar fotografi yang  melukiskan suasana dramatis atau mencekam, adegan yang ideal, lebih pantas di panjang daripada untuk tujuan pembelajaran. Gambar-gambar yang representatif dari bidang studi tertentu yang menampilkan pesan yang benar menurut ilmu, merupakan gambar-gambar yang tepat untuk maksud pembelajaran yang sahih. Misalnya, para petani di negeri Belanda bersepatu kayu, pertanian negara berkembang yang mempergunakan kerbau dan bajak di sawah-sawah, jalan-jalan layang di kota-kota besar semua itu ditampilkan sebagaimana adanya tidak perlu didramatisasi.

Kelima memikat perhatian kepada anak-anak. Memikat perhatian bagi anak-anak cenderung kepada hal-hal yang diminatinya, yaitu terhadap benda-benda yang akrab dengan kehidupan mereka, misalnya binatang-binatang, anak-anak, kereta api, perahu, kapal terbang dan sebagainya. Jadi gambar-gambar yang nyata dan hidup itulah yang mempunyai pusat minat yang baik, dan hal-hal yang sangat akrab dengan kehidupan para siswa merupakan gambit yang memikat.

Sumber :

http://fotografi.upi.edu/home/peranan-fotografi/fotografi-dalam-pendidikan
http://pd.pps.uny.ac.id/berita/penerapan-media-pembelajaran-dalam-kegiatan-belajar-mengajar-di-sekolah-dasar.html
Nana Sudjana. 2015. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo
Nana Sudjana.2002 .Media Pembelajaran. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo