-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiSeberapa besarkah mobiltas anda menggunakan transportasi darat? Seperti menggunakan taksi ataupun menggunakan bus sebagai moda transportasi anda sehari-hari. Kendala klasik ketika menggunakan transportasi darat ialah terjebak kemacetan. Padahal ada waktu di saat urgensi seperti menghadiri rapat, Ke Bandara atau Staisun,ataupun keperluan mendadak yang memerlukan waktu yang tepat untuk datang ke tempat tersebut. Namun pernahkah anda membayangkan, ketika menggunakan moda transportasi darat kemacetan bisa dihindari dengan cara kendaraan yang anda tumpangi bisa terbang diatas barisan kendaraan-kendaraan yang terjebak macet, dan anda akan tiba pada tempat tujuan dalam waktu yang tepat.
Salah satu perusahaan Startup asal Kota Gudeg Jogja “Frogs Indonesia” mengembangkan transportasi unik dengan nama Frogs 282, yang mengajak penggunanya untuk menikmati transportasi darat namun diajak untuk terbang terbebas dari kemacetan. Dikutip dari laman regional.kompas.com (8/3/2020) Co Founder Frogs Indonesia, Asro Nasiri membeberkan alasannya merancang taksi terbang yang dapat mengangkut dua orang penumpang itu. Menurutnya, ide awal membuat taxi drone tersebut selain sebagai sebuah tantangan juga untuk menghadirkan solusi transportasi masa depan di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang tidak semua daerah bisa dijangkau oleh pesawat berbadan lebar. Asro mengatakan, taxi drone ciptaannya tersebut diklaim memiliki banyak kelebihan jika dibanding dengan kendaraan helikopter yang saat ini sudah ada.
Berangkat dari konsep transportasi cerdas, Dede mengatakan setidaknya Frogs 282 dapat menggantikan posisi Helikopter. Alat transportasi ini juga dinilai sesuai untuk kota padat penduduk seperti Jakarta dengan angka kemacetan yang tinggi. Dari sisi bahan bakar misalnya, kendaraannya itu dianggap lebih ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik. Sedangkan dari sisi biaya, pembuatan kendaraan ini juga jauh lebih murah dibanding dengan helikopter. "Biaya lebih murah (drone)," ucap Asro, Sabtu (7/3/2020). Lebih lanjut ia mengatakan, riset untuk membuat taxi terbangnya itu sudah dilakukan sejak 2017. Dalam pengerjaannya, ia bekerjasama dengan satu rekannya bernama Kiwi. Dengan kapasitas mesin yang digunakan, taxi drone yang didesain untuk mengangkut dua orang penumpang seberat 200 kilogram itu bisa terbang selama 1 jam. "Kita mulai pada 7 September 2017, mulai dari tahapan desain. Lalu keluar nama Frogs ini juga dari pembicaraan kita, kira-kira namanya apa. Karena waktu itu kita menemukan model drone unik. Salah satunya katak. Walaupun, dalam perkembangannya bentuknya terus berubah," kata Asro.
Perusahan rintisan atau start up asal Bantul itu sebelumnya juga telah melakukan uji coba kendaraannya itu di Lapangan Udara Gading, Playen, Gunungkidul. Hasilnya, kendaraannya tersebut berhasil terbang meski ketinggian beberapa sentimeter dari permukaan tanah. Dikutip dari laman jogja.suara.com (27/02/2020) Hingga kini, produksi Frogs 282 masih terkendala regulasi dan sertifikasi dari pemerintah. Dede mengaku regulasi untuk kendaraan listrik jadi salah satu tantangan besar baginya. Ia berharap kedepannya pemerintah dapat melirik karya anak bangsa dan memberikan dukungan, terutama dalam bentuk kepastian regulasi dan sertifikasi. Dukungan tersebut bisa menjadi faktor utama Frogs 282 dapat diproduksi masal dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Dan tak hanya itu, Indonesia juga bisa menjadi pelopor pengembangan Taxi Drone di Asean.
Dibandingkan dengan buatan luar negeri, Dede menjelaskan tiga keunggulan yang dimiliki Frogs 282. Pertama, dari struktur yang digunakan, Frogs 282 memanfaatkan barang yang mudah diproduksi dan kuat. Perakitannya juga mudah dengan kekuatan yang sudah teruji.