FOMO Penyakit Kekinian yang Mengintai Generasi Milenial

Pekembangan teknologi informasi tidak hanya membuat informasi yang lebih baik dan lebih cepat. Namun perkembangan ini juga memiliki efek buruk dengan munculnya penyakit-penyakit baru yang mungkin baru ditemukan belakangan ini. Salah satu penyakit yang baru banyak muncul belakangan ini adalah FOMO.

Apa itu FOMO, FOMO merupakan singkatan dari Fear of missing out yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti ketakutan karena melewatkan sesuatu berita yang sedang viral atau dalam Bahasa kekiniannya disebut takut kudet (kurang update). Penyakit ini banyak menyerang orang-orang yang sering kita sebut dengan Generasi Y, atau mereka yang lahir antara rentang tahun 1981 hingga 1995.

Keadaan ini ditengarai disebabkan karena Setiap hari mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, orang berbondong-bondong berusaha menjadi yang pertama untuk update informasi. Sedangkan orang dengan FoMO adalah orang yang paling gampang cemas, tidak nyaman, dan risau kalau mereka ketinggalan informasi. Hal ini semakin diperburuk dengan semakin maraknya  Instagram, Twitter, Facebook, Snapchat, Path, dan media sosial sosial lainnya, berubah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan mereka sehari-hari dan selalu meng-update kegiatan mereka melalui media-media sosial tersebut.

Efek buruk FOMO adalah timbulnya rasa cemas berlebihan,rasa cemas menghasilkan rasa mual. Selain itu sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh science direct FoMO adalah suatu kondisi yang bisa membuat hubungan sosial Anda jadi rusak. Karena bila anda terus-terusan sibuk dengan kehidupan maya anda maka hubungan sosial didunia nyata akan terganggu.

Lalu bagaimana agar kita tidak terjangkit FOMO? Menurut psikolog Nick Hobson, cara untuk memerangi FOMO adalah dengan mengurangi fokus pada potensi ketinggalan suatu informasi atau keseruan dan lebih mensyukuri apa yang sebenarnya Anda lakukan. Berikut cara lain yang kami sarikan dari elitedaily.com (25/04/2018) Langkah pertama dimulai dengan fokus pada apa yang ada di depan mata, hindari mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu, dan kurangi waktu bermedia sosial. Saat mengakses Instagram, Facebook, atau media sosial lain ingatlah bahwa konten biasanya dilebih-lebihkan. Bukan berarti tidak boleh mengakses media sosial tapi akseslah media sosial dengan pintar.