Â
Materi-materi konsep dalam Biologi yang bersifat deskriptif perlu dipelajari dengan metode yang efektif. Salah satunya adalah penggunaan mind mapping untuk membantu
memahami konsep-konsep yang kompleks. Selain dengan cara manual, mind map juga dapat dibuat secara digital dengan menggunakan berbagai software. Dengan demikian,Â
digital mind mapping dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalampembelajaran Biologi di Kurikulum 2013.
Materi-materi konsep dalam Biologi yang bersifat deskriptif perlu dipelajari dengan metode yang efektif. Salah satunya adalah penggunaan mind mapping untuk membantumemahami konsep-konsep yang kompleks. Selain dengan cara manual, mind map juga dapat dibuat secara digital dengan menggunakan berbagai software. Dengan demikian, Â digital mind mapping dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalampembelajaran Biologi di Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 menuntut adanya pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), termasuk pada pembelajaran Biologi. Selain memberikan tuntutan, kurikulum 2013 juga sekaligus memberikan keleluasaan penerapan TIK dalam pembelajaran. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Pada Lampiran IV peraturan tersebut, dijelaskan bahwa salah satu prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah menerapkan TIK. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan TIK secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pembelajaran Biologi di Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Dalam pembelajaran langsung, peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Sedangkan pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran, tak terkecuali Biologi.Â
Dalam pembelajaran langsung, kegiatan belajar yang dilakukan meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Pendekatan ini dalam Kurikulum 2013 disebut sebagai pembelajaran saintifik. Pembelajaran Biologi sudah sangat sesuai dengan pendekatan tersebut. Biologi adalah bagian dari Sains (IPA), yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam. Dalam mempelajari gejala-gejala alam yang berupa makhluk hidup dan kehidupannya, metode saintifik (metode imiah) tidak dapat dipisahkan dari Biologi.
Secara konten, materi Biologi di Kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jika dilihat dari Kompetensi Dasar (KD), tidak ada perubahan yang mendasar terkait dengan materi-materi pokok pembelajaran. Hanya saja KD yang berkaitan dengan aspek pengetahuan (kognitif) ini dikemas sebagai turunan dari Kompetensi Inti (KI-3), sedangkan aspek keterampilan (psikomotorik) dikemas sebagai KD tersendiri, yaitu sebagai turunan dari KI-4. Hal yang menarik adalah keterkaitan antara kedua ranah tersebut dengan ranah afektif (sikap) yang harus diciptakan dalam pembelajaran. Ranah afektif dikelompokkan menjadi dua, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Dengan demikian, dalam pembelajaran Biologi di Kurikulum 2013, peserta didik tidak hanya dididik untuk kompeten secara pengetahuan atau keterampilan saja, tetapi juga harus seimbang dengan kompetensi sikap spiritual dan sosial sebagai hasil belajar Biologi. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasiskompetensi dan karakter (character and competency based curriculum).
Â
Ruang lingkup Biologi meliputi objek dan permasalahan pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, dari tingkat molekul hingga tingkat global. Kajian lain dari Biologi adalah beranekaragamnya makhluk hidup. Karena objek kajiannya yang begitu luas, maka Biologi memiliki berbagai cabang yang lebih spesifik sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara bervariasi. Namun demikian, meskipun objek kajiannya bersifat konkret, materi-materi konsep dalam Biologi bersifat deskriptif. Bahkan, untuk topik-topik tertentu, deskripsinya cukup kompleks sehingga relatif sulit untuk dipelajari, khususnya bagi peserta didik dengan gaya belajar visual. Untuk itu, diperlukan metode yang efektif untuk mempelajarinya, salah satunya adalah dengan mind mapping.
Digital Mind Mapping untuk Pembelajaran Biologi
Dalam buku Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran disebutkan bahwa mind mapping memiliki kesesuaian dengan berbagai teori belajar. Pada dasarnya, mind mapping (pemetaan pikiran) adalah teknik menuangkan ide-ide dalam bentuk gambar atau simbol dan kata kunci yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung, sebagaimana gambaran kerja sel-sel otak. Teknik ini mampu mengoptimalkan kerja otak kanan yang selama ini cenderung kurang dikembangkan. Dalam pembelajaran, selama ini peserta didik lebih banyak menggunakan otak kiri. Dalam membuat catatan, misalnya, peserta didik lebih sering diarahkan untuk membuat tulisan secara linier dalam bentuk barisan-barisan kalimat yang panjang dan satu warna, yang sebetulnya hal itu membuat otak tidak dapat bekerja secara optimal.
Menurut bapak mind mapping modern, Tony Buzan, mind map dibuat dengan beberapa prinsip dasar. Penulis tentang human brain yang menemukan kembali teknik pengelolaan informasi yang sebetulnya sudah mulai ada sejak zaman Aristoteles ini, menyebutkan bahwa konsep dasar dari mind mapp adalah radiant thinking. Radiant thinking adalah cara berpikir yan sesuai dengan kerja sel otak yang saling terhubung satu sama lainnya dalam mengelola informasi. Ketika membicarakan apel, misalnya, bukan huruf-huruf a, p, e, dan / yang muncul dalam otak manusia, melainkan kumpulan banyak informasi, mulai dari bentuk, warna, rasa, dan berbagai hal lain yang terkait dengan buah tersebut.
Pembuatan mind map diawali dengan central image, yaitu sebuah gambar berukuran cukup besar di tengah-tengah kertas putih polos dengan orientasi mendatar (landscape). Central image merupakan gambar atau simbol serta tulisan yang mewakili topik utama dari mind map yang akan dibuat. Setelah itu, dari central image dibuat garisgaris lengkung yang mengecil sebanyak 5-7 garis, untuk menuliskan kata kunci (key word) subtopik. Garis-garis lengkung tersebut menggambarkan cabang-cabang neuron (sel syaraf) di otak manusia. Agar lebih "menyalakan" otak, setiap cabang dalam mind map perlu diwarnai dan digambarkan simbol-simbol yang sesuai.
Dengan bantuan TIK, mind mapping tidak selalu harus dilakukan secara manual. Dengan software tertentu, pembuatan mind map dapat dilakukan dengan lebih cepat dan hasilnya relatif lebih bagus serta dapat dicetak atau diolah untuk berbagai keperluan lainnya, misalnya dipadukan dengan Ms. Power Point untuk presentasi atau sebagai komponen e-portofolio (portofolio digital) peserta didik. Tony Buzan sendiri, selain menulis berbagai buku, juga telah mengembangkan software mind mapping. Di dalam website http://thinkbuzan.com , software yang bernama iMindMap itu dapat diunduh secara gratis (versi ujicobanya berlaku selama 7 hari).
Selain di http://thinkbuzan.com , informasi tentang digital mind mapping juga dapat diakses di http://www.mind-mappiraco.uk/. Website tersebut menyediakan informasi dan juga tautan (link) untuk mengunduh software yang dapat digunakan untuk mind mapping.
Selain memanfaatkan versi trial dari software yang berbayar, dapat pula digunakan berbagai open source software yang dapat digunakan secara gratis. Contohnya adalah Freemind (http://freemind.sourceforqe.net/wiki/index.php/Main Page).
Dalam pembelajaran Biologi di Kurikulum 2013, digital mind mapping dapat diterapkan pada berbagai tahapan kegiatan pembelajaran, mulai dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara lebih detail, mind mapping dapat meningkatkan aktivitas peserta didik pada kelima kegiatan belajar (learning event), mulai dari tahap mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Pada tahap mengamati, misalnya, peserta didik dapat membuat catatan-catatan hasil pengamatannya dalam bentuk mind map, kemudian mind map tersebut dilengkapi pada tahap menanya, mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan, hingga mengkomunikasikannya. Pada tahap mengkomunikasikan, mind map dapat digunakan sebagai media presentasi, baik presentasi lisan maupun secara visual (display hasil kerja). Pada kegiatan penutup, mind map dapat digunakan sebagai media menyusun kesimpulan pembelajaran. Bahkan, pada kegiatan pembelajaran berikutnya, mind map dapat digunakan untuk mengingat kembali materi pembelajaran sebelumnya.
Materi pembelajaran Biologi bersifat deskriptif, disajikan dalam bentuk uraian yang terkadang disertai gambar, foto, ataupun diagram. Untuk materi-materi yang cukup kompleks tersebut, mind mapping sangat tepat digunakan. Pada pokok bahasan tentang Biosistematika, misalnya Kingdom Animalia, mind map dapat dibuat untuk membantu peserta didik memahami Ciri-Ciri umum Animalia, Klasifikasi Animalia ke dalam 9 filum dan ordo-ordo dari setiap filum, ciri-ciri filum dan ordo, contoh spesies, dan perannya dalam kehidupan. Selain diterapkan pada proses pembelajaran (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan), mind map juga dapat digunakan sebagai instrumen penilaian untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik. Contohnya adalah tes tertulis peta pikiran tentang hewan invertebrata dan perannya dalam kehidupan
Selain sesuai dengan prinsip menerapkan TIK, penggunaan digital mind mapping untuk pembelajaran Biologi juga sesuai dengan prinsip-prinsip lain dalam pengembangan RPP di Kurikulum 2013, yaitu sesuai dengan gaya belajar peserta didik, mengembangkan kreativitas, dan mengembangkan budaya membaca dan menulis. Dengan pembelajaran berbasis mind mapping, berarti guru telah mengakomodasi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual karena pada hakikatnya radiant thinking adalah cara kerja otak yang mengembangkan gaya belajar visual. Dengan membuat mind map, berarti tercipta pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif peserta didik, terutama kreativitas. Salah satu fungsi mind map adalah dapat digunakan sebagai alternatif membuat catatan, dan hal ini juga berarti mengembangkan budaya membaca dan menulis. Secara umum, mind map akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar yang mewujudkan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Kesimpulan
Digital mind mapping dapat diterapkan sebagai salah satu metode pembelajaran Biologi berbasis TIK. Metode ini dapat digunakan untuk membantu peserta didik menguasai materi-materi konsep dalam Biologi yang bersifat deskriptif dan kompleks. Aplikasinya dapat dilakukan pada kelima kegiatan belajar dari pendekatan pembelajaran saintifik di Kurikulum 2013, mulai dari tahap mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Selain yang berbayar, untuk membuat digital mind map, dapat pula digunakan berbagai open source software yang dapat diunduh secara gratis dari internet.