Desain Evaluasi Pemanfaatan Media Virtual Reality Dengan Model Kirkpatrick

Evaluasi pemanfaatan media pembelajaran merupakan langkah penting dalam mengevaluasi efektifitas dan keberhasilan penggunaan media pembelajaran dalam konteks pendidikan. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana media pembelajaran telah mencapai  tujuan, sejauh mana media tersebut dapat menfasilitasi proses pembelajaran yang efektif, dan meningkatkan pemahaman serta prestasi peserta didik. Evaluasi secara etimologis berasal dari kata “evalution” yang berarti “penilaian terhadap sesuatu”. Evaluasi dapat digunakan pada bidang yang sangat luas, termasuk pada bidang pendidikan. Arti umum tersebut adalah penilaian dan kata itu dapat digunakan segala sesuatu. Dengan demikian, mengevaluasi berarti memberi, menilai, apakah sesuatu itu bernilai atau tidak bernilai.

Ada beberapa kriteria yang dipilih untuk digunakan dalam evaluasi yang berfungsi sebagai acuan pengkajian. Ada dua jenis kriteria yang dapat dipergunakan dalam evaluasi pemanfaatan media pembelajaran, yaitu kriteria internal dan kriteria eksternal. Kriteria internal adalah standar yang dapat diaplikasikan terhadap suatu media pembelajaran itu sendiri. Kriteria eksternal adalah standar yang diterapkan terhadap suatu program media pembelajaran dari suatu sumber diluar.

1. Kriteria internal

  1. Kriteria internal yang dipergunakan adalah koherensi.
  2. Kriteria internal yang dipergunakan adalah penyebaran sumber
  3. Tanggapan pemakai, sikap dan reaksi pemakai yang berpartisipasi dalam program sering menjadi kriteria.
  4. Tanggapan penyedia yaitu mengacu pada tanggapan pihak yang menyediakan media pembelajaran. 
  5. Keefektifan penggunaan biaya (cost effectininess)
  6. Kemampuan generative
  7. Dampak, yaitu efek lebih dibandingkan dengan yang mungkin terjadi secara ilmiah, yaitu tanpa kehadiran program.

2. Kriteria eksternal

  1. Pengarahan kebijakan, biasanya program - program yang harus dilaksanakan dalam kerangka pengarahan kebijakan tertentu.
  2. Cost benefit analysis yaitu menghendaki keuntungan- keuntungan program baik yang segera tampak atau yang tidak segera tampak, dan biaya pelaksanaan program, baik biaya langsung maupun tidak langsung

Langkah-langkah Evaluasi Pemanfaatan Media Pembelajaran

Evaluasi pemanfaatan media pembelajaran dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi: tahap persiapan evaluasi, tahap pelaksanaan evaluasi, dan tahap monitoring pelaksanaan. Pada tahapan persiapan evaluasi berupa penentuan model evaluasi, penyusunan desain evaluasi, penyusunan instrument evaluasi, validasi menentukan jumlah sampel yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antar evaluator sebelum pengambilan data. Seorang evaluator harus mengetahui media pembelajaran yang akan dievaluasi. Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan media pembelajaran maka seorang evaluator baru bisa menentukan metode, alat, sasaran dan jadwal evaluasi yang akan dilaksanakan. Sistematika atau komponen yang harus ada dalam evaluasi pemanfaatan media pembelajaran secara garis besar sebagai berikut : latar belakang masalah, problematika, tujuan evaluasi, populasi dan sampel, instrument, dan sumber data.

Evaluasi Model Kirkpatrick

Evaluasi model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan evalausi terhadap program pelatihan yang mencakup empat komponen, yaitu: Evaluasi reaksi yang pada tahap  ini untuk mengukur reaksi dan kepuasan peserta program pelatihan. Program pelatihan dianggap efektif bila proses pelatihan dirasa menyenangkan dan memuaskan peserta sehingga mereka tertarik dan termotivasi untuk belajar dan berlatih. Kepuasan peserta pelatihan dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh instruktur, media pembelajaran yang tersedia, jadwal kegiatan sampai menu dan penyajian konsumsi yang disediakan.  Pengukuran reaksi penting dilakukan untuk:  a) memberikan masukkan yang berharga kepada penyelenggara pelatihan; b) memberikan saran dan masukkan kepada pengajar mengenai efektifitas dalam mengajar; c) dapat memberikan informasi kepada pembuat keputusan terkait dengan pelaksanaan program pelatihan; d) untuk memberikan informasi kepada pengajar untuk membuat standar pengajaran untuk program yang akan datang.

Kemudian yang kedua evaluasi belajar pada tahap ini mengukur proses belajar dalam pelatihan meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Oleh karena itu diperlukan tes untuk mengetahui kesungguhan apakah para peserta mengikuti dan memperhatikan materi pelatihan yang diberikan. Selanjutnya adalah evaluasi prilaku yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak dari program pelatihan, benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam perilaku kerja sehari-hari dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja/ kompetensi peserta pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan diharapkan terjadi perubahan tingkah laku pada peserta.

Pada tahap keempat adalah evaluasi hasil dengan tujuan untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang akan disumbangkan kepada perusahaan sebagai pihak yang berkepentingan. Walaupun tidak memberikan hasil yang nyata bagi perusahan dalam jangka pendek, bukan berarti program pelatihan tersebut tidak berhasil. Ada kemungkinan berbagai faktor yang mempengaruhi hal tersebut, dan sesungguhnya hal tersebut dapat dengan segera diketahui penyebabnya, sehingga dapat pula sesegera mungkin diperbaiki.  (Kirkpatrick,2006:27-63).

Media Virtual Reality

Media virtual Reality merupakan teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan suatu simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana 3 dimensi sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara fisik. Pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Di dalam bahasa Indonesia media  virtual reality dikenal dengan istilah permainan realitas maya. Media virtual reality bekerja dengan memanipulasi otak manusia sehingga seolah-olah merasakan berbagai hal yang virtual terasa seperti hal yang nyata. Bisa dibilang, virtual reality merupakan proses penghapusan dunia nyata di sekeliling manusia, kemudian membuat si pengguna merasa tergiring masuk ke dunia virtual yang sama sekali tak bersentuhan dengan dunia nyata.

Evaluasi pemanfaatan media dilakukan untuk memberi penilaian terhadap hasil  penerapan media virtual reality di sekolah. Penggunaan media virtual reality dalam kegiatan terapi bermanfaat untuk memberikan stimulus pada aspek perkembangan fokus dan fisik motorik sehingga berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu penerapan media virtual reality perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan pencapaian hasil terhadap peningkatan fokus dan  fisik motorik dan kendala serta cara mengatasinya.  Evaluasi untuk penerapan media virtual reality akan dilakukan dengan menggunakan model evaluasi Kirkpatrick. Adapun evaluasi ini melalui empat level, yaitu:

  1. Evaluasi Reaksi
    Pada tahap ini evaluasi dilakukan untuk mengetahui kepuasan dan tanggapan peserta didik dalam mengikuti terapi dengan menggunakan media virtual reality.
  1. Evaluasi Belajar
    Pada tahap ini evaluasi dilakukan untuk mengetahui  aktifitas dan semangat anak dalam mengikuti terapi menggunakan media virtual reality.
  1. Evaluasi Perilaku
    Pada tahap ini evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan fokus dan gerak motorik setelah terapi dengan menggunakan media virtual reality.
  1. Evaluasi Hasil
    Pada tahap ini evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak kemampuan fokus dan gerak motorik setelah terapi dengan menggunakan media  virtual reality.

Teknik Pengumpulan Data

Evaluasi penerapan media virtual reality ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode pengumpulan data dengan wawancara yang digunakan dalam evaluasi ini merupakan wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam kepada terapis tentang penerapan media virtual reality .Pengumpulan data dengan menggunakan angket berupa daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan  kepada responden pendidik yang telah ditentukan. Angket ini berupa angket tertutup untuk mengetahui pendapat pendidik tentang penerapan media virtual reality ditinjau dari empat komponen evaluasi model Kirkpatrick. Selanjutnya pengumpulan data berupa dokumen dilakukan untuk mengetahui hasil penerapan media virtual reality, baik dalam bentuk hasil laporan terapi siswa, foto atau video penerapan media virtual reality. Dan yang terakhir adalah observasi atau pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan pengamatan langsung kepada pendidik saat penerapan media virtual reality dalam kegiatan terapi dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar cek list pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian terapis dalam melakukan treatmen dengan panduan pemanfaatan media virtual reality yang telah ditetapkan. Dengan pengamatan ini dapat diketahui gambaran nyata pendidik selama ini dalam melakukan penerapan media secara benar.

Kredibitas Data

Uji kredibilitas data dalam penelitian ini melalui trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi data dilakukan dengan melakukan kroscek data dari sumber satu (pendidik satu) dengan sumber yang lain (pendidik yang lain). Sedangkan trianggulasi metode dilakukan dengan kroscek hasil wawancara dengan observasi. Sutopo berpendapat trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Ada empat teknik trianggulasi, yaitu: Trianggulasi data atau trianggulasi sumber, merupakan teknik pengumpulan data menggunakan beragam sumber data yang berbeda untuk menguji kebenarannya. Trianggulasi  metode, merupakan teknik pengumpulan data sejenis melalui metode pengumpulan data yang berbeda. Trianggulasi peneliti, merupakan teknik uji validitas terhadap data atau hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Trianggulasi teori, merupakan teknik peneliti untuk menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam evaluasi media virtual reality adalah analisis deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka.

Berikut standar evaluasi dan analisis keberhasilan yang digunakan:

  1. Standar Evaluasi
    Standar evaluasi yang digunakan yaitu dengan mencocokkan  penerapan media virtual reality di sekolah dengan empat komponen model evaluasi Kirkpatrick, apabila terdapat kecocokan, maka keberhasilan sesuai dengan standarnya yaitu 100%.
  1. Analisis Keberhasilan
    Analisis keberhasilan berdasarkan 4 komponen model evaluasi Kirkpatrick yang masing-masing komponen akan dianalisis berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Desain evaluasi pemanfaatan media virtual reality dengan model Kirkpatrick dapat disesuaikan dengan kebutuhan sumber daya yang tersedia. Penting untuk merencanakan pengumpulan data yang tepat pada setiap tingkatan evaluasi untuk memastikan evaluasi yang kompehensif dan valid.

Daftar Bacaan

Asyhar, Rayandra.(2012).Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Kirkpatrick, Donald L. dan Kirkpatrick James D. (2006).Evaluating Training Programs: The Four Levels.California:Berrett-Koehler Publishers, Inc