-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiAnak yang sukar untuk makan merupakan permasalahan yang sering dijumpai oleh ibu dengan balita. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut sering kali para ibu memberikan sogokan berupa jika si anak mau makan maka mereka bisa bermain dengan gawai. Solusi ini memang efektif untuk membuat anak makan. Menyogok anak dengan mengijinkannya bermain gawai sambil makan memiliki akibat tertentu kepada buah hati anda.
Ternyata dengan cara seperti diatas, menyogok anak dengan gawai memiliki dampak yang buruk. Dilansir dari haibunda.com (03/10/2017) psikolog tiga generasi Anas Satriyo atau yang akrab disapa Anas menuturkan bahwa sebisa mungkin menghindari memberi anak gawai pada waktu makan, hal ini dimaksudkan agar anak dapat menikmati proses makan. Lebih lanjut Anas juga menambahkan bahwa saat anak telah memasuki usia sekolah kita tidak mungkin membawakan gawai ke sekolah.
Terbiasa menggunakan gawai pada saat makan juga membuat anak tidak fokus pada makan. Hal tersebut membuat anak tidak belajar sensor kapan dia merasakan kenyang. Saat focus anak terpecah dan lebih tertarik untuk melihat ke gawai maka anak tidak akan aware kapan dia merasakan telah merasakan kenyang atau masih merasakan lapar, pungkas Anas.
Tidak hanya anak, sebaiknya penggunaan gawai saat makan juga harus dihindari oleh semua orang dari segala jenjang umur. Karena seperti yang disebutkan diatas orang dewasa juga bisa menjadi tidak aware kapan seharusnya merasakan kenyang atau masih merasa lapar. Bila kita kurang aware terhadap sensor tersebut maka tidak heran kita akan menjadi kelebihan berat badan.
Tidak hanya kelebihan berat badan, makan dengan masih menggunakan gawai membuat kita kehilangan waktu bersama keluarga. Waktu yang seharusnya bisa kita jadikan sebagai waktu untuk saling berbagi cerita dan berbagi pengalaman tentang apa yang terjadi selama satu hari ini bersama keluarga.
Teknologi yang tertanam digawai kita memang dapat membantu hidup kita. Tapi hal tersebut bukan berarti kita harus menjadi tergantung pada gawai kita sepenuhnya. Seharusnya kita dapat mengatur gawai kita bukan kita yang menjadi obyek ketergantungan gawai. “Be smart be wise to use our technologiesâ€.