-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiPerusahaan pengembang aplikasi Robocat asal Denmark, membuat sebuah aplikasi bernama Be My Eyes yang seakan menjadi mata bagi para penyandang tunanetra. “Be My Eyes” ini adalah sebuah aplikasi yang dapat membantu tunanetra dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi apabila tidak ada orang yang melihat di sekitarnya. Ketika seorang tunanetra ingin mengetahui warna baju yang akan dipakainya, sedangkan di tempat tersebut tidak ada orang awas yang bisa membantu menerangkan apa itu warna bajunya, aplikasi Be My Eyes ini dapat membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh seorang tunanetra tersebut. Konsep aplikasi Be My Eyes sendiri berkerja menggunakan sistem vidio call yang mana seorang tunanetra yang membutuhkan bantuan akan di hubungkan secara langsung dengan seorang Volunteer yang telah mendaftar di aplikasi Be My Eyes ini.
Aplikasi ini didistribusikan secara gratis untuk iPhone dan iPad. Ia akan jadi penghubung antara tunanetra yang butuh bantuan dan relawan yang hendak membantu tunanetra. Mereka akan dihubungkan melalui unsur video dan audio yang dimanfaatkan pada aplikasi ini. Ya, penggunaan aplikasi ini membutuhkan seorang relawan yang bersedia membantu si penderita. Seorang tunanetra terlebih dahulu harus membuka aplikasi Be My Eyes di perangkat iOS mereka. Kemudian, ia mengetuk layar ponsel sebanyak dua kali dengan jarinya untuk menghubungkannya dengan relawan yang bersedia. Mungkin butuh waktu cukup lama untuk menemukan seorang relawan. Tapi menurut Robocat, saat ini mereka telah memiliki 700 relawan di Denmark dalam beberapa bulan di tahap uji coba. "Kami meluncurkan ini secara lokal di Denmark dalam beberapa bulan. Kini kami memiliki sekitar 700 relawan," ujar Willi Wu, selaku pengembang aplikasi Be My Eyes seperti dikutip dari GigaOm.
Ketika sudah ada relawan yang ingin membantu, maka tunanetra mulai bisa memposisikan kamera belakang ponsel mereka ke depan, seakan menjadi sepasang mata. Dengan koneksi internet, relawan bisa melihat dari jarak jauh apa yang ditangkap oleh kamera belakang ponsel dan tunanetra dapat mendengarkan penjelasan berupa audio. Pengguna atau relawan dapat mendaftarkan diri di Be My Eyes dengan akun Facebook atau email. Aplikasi ini akan memberi notifikasi kepada relawan jika ada seorang tunanetra yang butuh bantuan. Jika relawan menolak memberi bantuan pada saat itu, relawan lain akan menerima notifikasi, untuk memastikan bahwa Anda tidak meninggalkan seorang diri tunanetra yang butuh bantuan.
Relawan yang memberi bantuan akan mendapatkan poin dan bakal terpampang pada profil pengguna. Bahasa yang terdapat di aplikasi ini beragam sobat, dari Bahasa Indonesia sampai Bahasa Inggris. Dan asiknya kita bisa memilih satu Bahasa utama dan satu bahasa tambahan yang fungsi dari Bahasa tambahan tersebut adalah sebagai aternatif pengganti jika tidak ada seorang folunteer yang menguasai Bahasa utama tersebut yang sedang online, otomatis akan dicarikan folunteer lain yang menguasai Bahasa tambahan yang telah kita pilih. Untuk Folunteer dari negara Indonesia sendiri masih sedikit. Semoga dengan adanya artikel ini akan membuat orang yang belum tahu menjadi tahu, dan akhirnya banyak orang awas yang mau mendaftarkan dirinya untuk menjadi folunteer di aplikasi Be My Eyes ini.
Wu mengatakan Apple mendukung manfaat aplikasi ini dan tengah berencana untuk mempromosikan aplikasi ini melalui App Store agar mendapat lebih banyak relawan. "Kami juga berusaha mendapatkan promosi dari mulut ke mulut agar mereka tahu manfaat dari aplikasi ini," lanjut Wu. Aplikasi bantuan untuk tunanetra seperti ini bukanlah yang pertama dikembangkan. Sebelumnya sebuah aplikasi serupa bernama KNFB Reader didistribusikan oleh Apple untuk membantu penyandang tunanetra. Namun aplikasi ini hanya sebatas pembaca tulisan, bukan untuk melihat keadaan lingkungan sekitar