-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiDi era Internet of Things (IoT) yang berbasis pada kemajuan dan kecanggihan teknologi digital, manusia menjadi semakin mudah dalam melakukan berbagai kegiatan terutama dalam hal berkomunikasi. Beragam peralatan diciptakan untuk menjamin kemudahan dalam berkomunikasi seperti ponsel cerdas (smartphone). Perkembangan digital tersebut nyatanya bukan hanya memberikan dampak positif, namun ternyata juga memberikan dampak negatif terutama dalam bidang kesehatan. Selain menjadikan seseorang pemalas karena semua telah tersedia dalam genggaman, gawai (gadget) dapat membahayakan indra penglihatan. Penggunaan komputer, laptop, ponsel cerdas, atau alat elektronik lain yang memancarkan radiasi sinar biru akan berdampak pada eye strain. Eye Strain adalah ketegangan pada retina mata yang dapat berdampak pada kerusakan mata. Spektrum radiasi sinar biru merupakan spektrum yang dapat diterima oleh mata dan juga dapat menyebabkan ketegangan yang berdampak pada kerusakan mata. Kerusakan tersebut dihasilkan dari radikal bebas yang dipicu oleh radiasi sinar biru. Radikal bebas yang dimaksud adalah senyawa-senyawa yang mampu menembus jaringan terdalam mata dan merusak jaringan tersebut seperti debu, bakteri dll3. Berikut beberapa dampak yang diakibatkan oleh sinar biru pada dari gawai antara lain,
1. Kerusakan retina
Sinar biru menyebabkan degenerasi makula. Hal ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral.
2. Merusak siklus tidur alami
Sinar biru mengganggu produksi melatonin--hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Otak seseorang mulai memproduksi melatonin ketika ia siap tidur dan sinar biru dari smartphone mengganggu proses produksi tersebut.
3. Menyebabkan kelelahan pada mata
Seiring dengan perkembangan jaman, kebanyakan orang menghabiskan waktu di depan layar digital, mulai dari layar komputer di tempat kerja, telepon genggam pribadi, hingga layar televisi. Kegiatan-kegiatan ini menyebabkan suatu kondisi kelelahan mata yang dikenal sebagai digital eyestrain, suatu kondisi medis yang bisa mempengaruhi produktivitas seseorang. Gejala dari digital eyestrain antara lain pandangan yang kabur, susah fokus, mata iritasi dan kering, sakit kepala, leher, hingga punggung. Selain jarak antara mata dengan layar dan durasi penggunaan, sinar biru yang diemisikan oleh layar juga berperan sebagai faktor kunci dari kelelahan mata ini.
Dari dampak sinar biru diatas tentunya kita tidak ingin hal semacam itu menimpa diri kita, maka ada beberapa cara untuk melindungi mata dari radiasi sinar biru yaitu selain membatasi lamanya penggunaan gawai. Pastikan melihat layar gawai dari jarak yang sesuai. Jarak dari mata ke layar gawai terutama komputer hendaknya sepanjang ujung jari saat lengan terulur, sedangkan untuk ponsel cerdas sekitar 30-40 cm. Usahakan juga agar posisi gawai lebih rendah dari posisi mata, yaitu membentuk sudut sekitar 15 derajat. Penting juga untuk beristirahat dari penglihatan mata terhadap layar dengan memusatkan perhatian pada sesuatu yang berjarak 6 meter selama 20 detik. Lakukan ini setidaknya setiap 20 menit sekali untuk memberi kesempatan pada mata untuk beristirahat dan mengubah fokus. Jarak yang baik antara mata dengan gadget adalah sekitar 30-40 cm. Beberapa orang juga memakai kacamata dengan lensa khusus yang membantu merefleksikan atau menyaring cahaya biru. Hal ini dalam rangka agar dapat lebih lama dalam menggunakan komputer dan juga melakukan aktivitas lainnya yang mencakup penggunaan perangkat pemancar radiasi sinar biru.