Awas, Perangkat Android Terancam Malware yang Sulit Dihapus

 

Pengguna perangkat Android di dunia kini menempati posisi teratas dengan pengguna terbanyak. Dengan jumlah yang sangat banyak itu pula, para developer jahat berniat menyerang sistem operasi robot hijau tersebut dengan beragam program malware jahat. Kini malware tipe baru telah ditemukan oleh perusahaan keamanan mobile, Lookout yang mengancam sistem operasi Android.
Seperti yang dilaporkan Trustedreview, Sabtu (7/11/2015), malware jahat itu menyerang pengguna Android dengan menampilkan iklan abal-abal secara terus menerus. Program tersebut letaknya tersembunyi di dalam sistem, sehingga pengguna tidak menyadari kegiatan malware tersebut, karena program jahat tersebut berjalan di latar belakang.
Menurut perusahaan keamanan itu, malware yang masuk ke dalam jenis ‘Adware’ ini sangat sulit untuk dihapus. Bahkan mereka juga mengatakan, adware ini tidak mudah lenyap meski telah dilakukan factory reset/kembali ke pengaturan pabrik pada perangkat.
Malware jahat ini sangat jeli dalam bersembunyi, program jahat tersebut menyamar sebagi aplikasi populer yang sudah banyak diinstal di perangkat Android. Perusahaan Lookout juga telah mengidentifikasi, sekiranya sudah terdapat 20.000 aplikasi yang sudah terinfeksi program jahat ini.
Bahkan yang lebih cerdas, aplikasi-aplikasi jahat tersebut sebagian besar ada yang meniru fungsi utama dari aplikasi yang asli, sehingga memudahkannya untuk menyerang perangkat Android secara lebih dalam lagi. Menurut berita yang telah beredar, program jahat tersebut telah tersebar di wilayah Amerika Utara, dan di wilayah Jerman.
Dengan semakin luasnya wilayah penyebarannya, tidak menutup kemungkinan program jahat tersebut dapat masuk ke ekosistem Google Play Store dan menjangkiti aplikasi-aplikasi yang ada di Play Store. Jika telah berhasil masuk ke Play Store, maka wilayah penyebarannya juga semakin meluas hingga ke negara-negara berkembang lain. Untuk menghindari hal ini, pengguna Android dihimbau untuk tidak menginstal sembarangan aplikasi, terlebih aplikasi pihak ketiga di luar Play Store.

Pengguna perangkat Android di dunia kini menempati posisi teratas dengan pengguna terbanyak. Dengan jumlah yang sangat banyak itu pula, para developer jahat berniat menyerang sistem operasi robot hijau tersebut dengan beragam program malware jahat. Kini malware tipe baru telah ditemukan oleh perusahaan keamanan mobile, Lookout yang mengancam sistem operasi Android.

Seperti yang dilaporkan Trustedreview, Sabtu (7/11/2015), malware jahat itu menyerang pengguna Android dengan menampilkan iklan abal-abal secara terus menerus. Program tersebut letaknya tersembunyi di dalam sistem, sehingga pengguna tidak menyadari kegiatan malware tersebut, karena program jahat tersebut berjalan di latar belakang.

Menurut perusahaan keamanan itu, malware yang masuk ke dalam jenis ‘Adware’ ini sangat sulit untuk dihapus. Bahkan mereka juga mengatakan, adware ini tidak mudah lenyap meski telah dilakukan factory reset/kembali ke pengaturan pabrik pada perangkat.

Malware jahat ini sangat jeli dalam bersembunyi, program jahat tersebut menyamar sebagi aplikasi populer yang sudah banyak diinstal di perangkat Android. Perusahaan Lookout juga telah mengidentifikasi, sekiranya sudah terdapat 20.000 aplikasi yang sudah terinfeksi program jahat ini.

Bahkan yang lebih cerdas, aplikasi-aplikasi jahat tersebut sebagian besar ada yang meniru fungsi utama dari aplikasi yang asli, sehingga memudahkannya untuk menyerang perangkat Android secara lebih dalam lagi. Menurut berita yang telah beredar, program jahat tersebut telah tersebar di wilayah Amerika Utara, dan di wilayah Jerman.
Dengan semakin luasnya wilayah penyebarannya, tidak menutup kemungkinan program jahat tersebut dapat masuk ke ekosistem Google Play Store dan menjangkiti aplikasi-aplikasi yang ada di Play Store. Jika telah berhasil masuk ke Play Store, maka wilayah penyebarannya juga semakin meluas hingga ke negara-negara berkembang lain. Untuk menghindari hal ini, pengguna Android dihimbau untuk tidak menginstal sembarangan aplikasi, terlebih aplikasi pihak ketiga di luar Play Store.

sumber : berita teknologi