Awal Pembelajaran Yang Menentukan

Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Hamalik (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan). Perubahan energi di dalam diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam berbagai bentuk kegiatan. 

Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapainya dengan sekuat tenaga. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain (Djamarah (2006:148). 

Dalam kegiatan belajar, peran guru sangat penting di dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menyadari bahwa motivasi terkait erat dengan kebutuhan, maka tugas guru adalah meyakinkan para siswa agar tujuan belajar yang ingin diwujudkan menjadi suatu guna kebutuhan bagi setiap siswa. Guru hendaknya dapat meyakinkan siswa bahwa hasil belajar yang baik adalah suatu kebutuhan mencapai sukses yang dicita-citakan. Perilaku atau sikap yang terpuji adalah kebutuhan, karena seseorang kelak tidak mungkin dapat hidup harmonis dan diterima lingkungan sosial masyarakat bilamana ia tidak dapat menunjukkan sikap atau perilaku yang baik. Keterampilan tertentu adalah kebutuhan, karena setiap pekerjaan membutuhkan keterampilan. Bilamana guru dapat merubah tujuan-tujuan belajar ini menjadi kebutuhan, maka siswa akan lebih mudah untuk terdorong melakukan aktivitas belajar. 

Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli yang lain menyebutnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi internal atau motivasi intrinsik, adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu aktivitas. Sebagai contoh, seorang siswa mempelajari pelajaran Fisika dengan sungguh sungguh karena terdorong untuk memperoleh pengetahuan atau mendalami mata pelajaran tersebut. Siswa yang lain mengerjakan lukisan-lukisannya dengan cermat dan sungguh-sungguh karena sangat tertarik dan menyenangi lukisan yang dibuatnya. 

Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu. Tono seorang murid sekolah dasar, berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang tinggi pada mata pelajaran matematika misalnya, karena orang tuanya menjanjikan akan memberikan hadiah bilamana ia mendapatkan nilai yang tinggi pada mata pelajaran tersebut. Seorang atlet berusaha keras mencapai prestasi, karena ingin mendapatkan predikat juara dan memperoleh sejumlah hadiah yang dijanjikan.

Tentu saja setiap siswa melakukan aktivitas belajar diharapkan didorong oleh motivasi internal, karena hal itu menjadi pertanda telah tumbuhnya kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh. Namun demikian tidak berarti bahwa motivasi eksternal tidak memiliki posisi yang penting bagi para siswa, karena hasil-hasil penelitian juga banyak menunjukkan bahwa pemberian motivasi menjadi faktor yang memberi pengaruh besar bagi pencapaian hasil belajar atau kesuksesan seseorang. 

Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi. Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar. 

Bagi guru, mengajar mestinya merupakan sebuah kegiatan yang mengasyikkan. Tetapi, mengapa kegembiraan itu kerap absen di ruang kelas? Mengapa bagi siswa tertentu kegiatan belajar-mengajar malah menjadi momok? 

Inilah pertanyaan yang sering muncul dalam diri siswa dan guru. Pengalaman pertemuan keduanya tidak dirasakan sebagai saat yang menggembirakan, tetapi malah sebaliknya menjadi beban. Jika aktivitas belajar-mengajar berkaitan dengan otak maka akar permasalahan mestinya dicari dari mekanisme kerja otak. Otak yang beratnya sekitar 1,5 kg yang hampir 80% terdiri atas air dan menyerap oksigen. Selama ada sirkulasi oksigen yang cukup, otak akan mudah menyerap informasi.

 Hal yang paling dasar adalah memusatkan perhatian siswa. Para siswa memiliki aneka pengalaman berbeda. Mereka berasal dari keluarga berbeda dengan latar belakang perlakuan berbeda sehingga perhatian mereka masih terpencar-pencar. 

Tugas guru adalah memusatkan perhatian tersebut. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan kegiatan fisik yang menyapa. Ada juga guru yang memulai dengan tepukan tangan, sekadar menarik perhatian dan konsentrasi siswa. Hal itu bisa melatih fokus siswa sehingga mencegah kesalahan kecil akibat tidak fokus. 

Ada guru yang menggambar karikatur di papan tulis, mendorong siswa untuk mengarahkan perhatian akan hal baru yang ditampilkan. Siswa akan penasaran dengan makna di baliknya. Guru cerdas akan mengajukan pertanyaan atas karikatur tersebut.

Aktivitas fisik atau visual akan mendorong siswa memusatkan perhatian. Agar menarik, maka siswa membutuhkan sesuatu yang baru. Pada tahap ini, tidak ada makna mengulang hal yang sama. Aktivitas yang akan dilaksanakan haruslah memiliki nilai baru yang mendorong rasa ingin tahu siswa. 

Tahapan berikutnya, guru perlu mendorong minat dan rasa ingin tahu siswa. Hal ini tentu saja berkaitan dengan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Guru menghadirkan fakta yang bisa saja biasa, tetapi ternyata mengandung makna mendalam. Guru mendorong siswa untuk melangkah lebih jauh menjelajahi alam semesta penuh misteri. 

Sebagai contoh, guru matematika yang tengah mengajar bangun ruang akan memesonakan siswa dengan tipe bangunan gedung yang mengambil pola bangunan. Ia juga akan mengajak siswa untuk teliti karena lebih sedikit derajat saja pada pengukuran akan berpengaruh pada miringnya bangunan. Itu hanya sekadar upaya mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan. 

Sang guru selanjutnya membuka kesadaran siswa untuk menyadari tujuan yang akan dicapai. Guru bisa menjelaskan alasan mengapa hal itu dipelajari dan tujuan akhir yang diperoleh. Siswa akan terdorong untuk melangkah lebih jauh dalam mengetahui dan mendalami karena tahu bahwa apabila proses itu berjalan dengan baik, mereka akan sampai pada tujuannya. 

Penjelasan singkat tentang tujuan pembelajaran bisa diselipkan pada bagian ini. Siswa sudah diarahkan tentang apa yang akan diperoleh apabila mempelajari materi itu. Jelasnya, mereka disadarkan tentang kondisi aktual kini, tetapi sekaligus didorong rasa ingin tahu agar bisa terus berjalan karena apa yang menanti akan sangat bermakna. 

Seiring dengan berkembangnya teknologi dari masa ke masa, pendidikan merupakan salah satu bagian yang terkena imbasnya. Teknologi dalam dunia pendidikan sudah banyak rupanya, mulai dari pemanfaatan komputer, e-book, e-learning, proyektor, dan lain-lain. Ada yang sifatnya audio, seperti radio; visual, seperti gambar, atau gabungan keduanya, seperti film. 

TIK telah menghapus batas ruang dan waktu di dunia pendidikan masa kini. Jika sebelumnya guru dan murid bertemu di ruang kelas, kini mereka dapat bertemu dalam ruang virtual. Jika sebelumnya siswa harus belajar pada jam jam sekolah, dengan memanfaatkan TIK, siswa dapat belajar kapan saja. Dengan demikian, TIK mampu membuat siswa belajar pada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Di sisi lain penggunaan TIK sebagai media pembelajaran bukan hanya bermanfaat bagi siswa saja, tetapi juga bagi guru sebagai perancang, pengembang, dan sebagai pelaksana dalam pembelajaran. 

Menurut Prof. Dr. Munir, M.IT., guru menjadi ujung tombak pemanfaatan TIK dalam pendidikan karena guru berada pada posisi front-end yang langsung bersentuhan dengan siswa. Keberadaan TIK di masyarakat yang begitu terbuka (open access) sangat memungkinkan siswa bisa lebih mengakses informasi secara cepat dan jika guru tidak mengimbanginya, maka bisa terjadi knowledge capacity siswa lebih tinggi dibandingkan guru. Siswa bisa mencari dan mengumpulkan banyak informasi, pengetahuan, atau mendapatkan referensi dan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan, jadi tidak heran kalau generasi millenial ini disebut generasi yang knowledgeable. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan TIK yang memadai, bahkan tidak hanya cukup dengan ICT literacy, tetapi harus beranjak menjadi ICT fluence

Agar pendidikan berjalan dengan baik, seorang guru harus mau menjadi pembelajar seumur hidup. Di era Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang ketika penggunaan internet sudah menjadi konsumsi publik, guru harus pandai-pandai meng-upgrade kompetensi dirinya mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan peserta didik dapat dengan mudah memperoleh informasi apapun dari internet. Oleh karena itu, guru pun harus mau untuk terus mengasah kemampuannya dengan memanfaatkan TIK. 

Pengalaman pertemuan guru dengan seorang muridnya membangun kesadaran bahwa pembelajaran yang paling tepat dan paling baik yang harus dilakukan oleh para guru adalah dengan melibatkan mereka. Mereka perlu ikut serta dalam proses. Mengutip pepatah China: Tell me, I'll forget. Show me, I'll remember. Involve me, I'll understand

Ungkapan ini kembali diambil oleh Benjamin Franklin. Ia memberi penekanan baru dengan mengatakan: Tell me and I will forget, teach me and I will remember, but Involve me and I'll learn. Sesungguhnya, pembelajaran akan sangat menyentuh kalau melibatkan siswa. Mereka senang bila dapat menemukan pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, harga diri mereka akan terangkat karena mereka dianggap bisa dan mampu memperoleh sesuatu dari kekuatannya sendiri. 

Salah satu alat yang bisa digunakan guru untuk mendapatkan perhatian dan melibatkan siswa secara aktif sebelum memulai pelajaran adalah mentimeter  (https://www.mentimeter.com). Secara singkat mentimeter adalah situs untuk membuat presentasi interaktif secara online yang mudah digunakan. Yang presentasi tersebut dapat berisi pertanyaan, polling, kuis, slide, gambar, gif, dan ditampilkan secara menyenangkan dan menarik. 

Selanjutnya dengan menggunakan mentimeter, guru bisa melibatkan siswa secara aktif menggunakan ponsel cerdas mereka untuk terhubung ke presentasi guru. Siswa dapat menjawab pertanyaan, memvisualisasikan tanggapan mereka secara real-time untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan interaktif. 

Kembali lagi kepada pembukaan pelajaran, adalah merupakan seni yang kerap terlupakan. Membuat sesuatu yang menakjubkan pada awal pelajaran selalu merupakan hal yang sangat penting karena di sana perhatian siswa dapat ditangkap, karena itu tidak beda dengan sebuah “pertunjukkan”. Keberhasilan menarik perhatian pada menit-menit awal adalah hal yang sangat penting. 

Tetapi kita pun (hanya) bisa berangan, kalau tidak ada angan di benak para guru yang bersangkutan, maka perbaikan tidak akan terjadi. Artinya, mereka bisa mencapai level yang sekarang karena telah berani melewati level sebelumnya. Mereka sukses mengubah tantangan jadi peluang. 

Singkatnya, mereka beranjak untuk beralih dari guru yang hanya sekadar “copy paste”, kepada guru yang meneliti, membaca, gemar mendengar pengalaman orang lain, dan siap membuat sesuatu yang baru. Mereka jadi hebat bukan karena hebat dari lahir, tetapi karena mencoba dalam perjalanan waktu dan berani memulai sebuah pengalaman yang baru. 

Pengalaman inilah mendorong para guru untuk selalu berusaha untuk menjadikan pembelajarannya mudah dipahami. Untuk sampai pada titik ini, mereka membutuhkan waktu dan pengorbanan. Mereka harus bekerja keras dan berusaha dengan sungguh-sungguh.

Daftar Pustaka

  • MIX Marcomm. 2018. Millennials. Jakarta: Fantasious x Loveable.
  • 2019. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
  • R. 2018. Menjadi Guru Hebat Zaman Now. Jakarta: Grasindo.
  • Salma Prawiradilaga, D. 2016. Mozaik Teknologi Pendidikan : E-Learning. Jakarta:Prenada Media Grup
  • Widya Utami, D., & Eko Indrajit, R. 2020. Menyongsong Era Baru Pendidikan; Pengembangan Kompetensi TIK Guru Berdasarkan UNESCO ICT (Competency Framework for Teacher). Yogyakarta: Andi Offset.
  • https://www.mentimeter.com/ diakses tanggal 18 Agustus 2022.