-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiAkhir-akhir ini berbagai tatanan kehidupan mulai kembali pulih, dunia pendidikan berangsur menuju normal seiring dengan dicabutnya status PPKM oleh Presiden Republik Indonesia. Semua sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah mulai menerapkan sistem pembelajaran full tatap muka. Interaksi pembelajaran secara tatap muka langsung memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan siswa lebih mudah menerima materi yang diterimanya. Tidak hanya itu, proses pengelolaan dan pemantuan siswa menjadi terkendali dibandingkan dengan pembelajaran jarak jauh.
Kembalinya pembelajaran di sekolah memantik semangat para guru untuk menyiapkan berbagai media pembelajaran kreatif dan menarik untuk disampaikan di dalam kelas agar siswa tidak jenuh dan tidak merasa bosan saat mengikuti pembelajaran. Guru dalam mengajar siswa di era sekarang dituntut harus kreatif, mampu menerima perubahan, dan mampu beradaptasi dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Guru dituntut memahami metode belajar dan cara berpikir siswa sehingga diharapkan tercipta hubungan yang selaras antara guru dan siswa.
Seringkali kita mendengar pernyataan “Guru harus kreatif!” lalu sebenarnya mengapa guru saat ini dituntut untuk menjadi kreatif? Alasannya karena siswa generasi sekarang merupakan siswa-siswa generasi TIK, menyukai pembelajaran yang bersifat ekperimen dibandingkan ceramah konvensional (Nurcahyani Dwita, 2021).
Dekatnya para siswa dengan teknologi secara tidak langsung menuntut para guru minimal mengimbangi kemampuan penguasaan teknologi informasi terutama dalam hal teknologi informasi pembelajaran. Saat ini ada banyak teknologi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, mulai dari media pembelajaran berbasis modul, audio, video, multimedia, games, dan sebagainya. Pemilihan media pembelajaran berbasis TIK apa yang akan diimplementasikan di kelas harus disesuaikan dengan tingkat literasi TIK siswa, latar belakang siswa dan fasilitas yang ada. Sebagai contoh siswa berkebutuhan khusus tuna netra maka media pembelajaran yang cocok digunakan berbasis audio. Berbeda dengan siswa SMA yang tidak memiliki ketunaan khusus dalam mengikuti proses pembelajaran, salah satu media pembelajaran yang mungkin cocok adalah multimedia karena mereka bisa belajar sendiri dengan media yang menyenangkan.
Setelah guru menentukan jenis media pembelajaran apa yang akan digunakan, selanjutnya guru bisa mulai memikirkan untuk mendapatkan media pembelajaran tersebut. Ada 2 cara untuk mendapatkan media pembelajaran yaitu dengan produksi sendiri atau menggunakan karya orang lain. Produksi sendiri media pembelajaran menjadi salah satu cara yang cukup efektif agar media pembelajaran benar-benar hanya berisi materi pembelajaran yang diinginkan dan media pembelajaran bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa atau kelas tertentu, namun apabila dengan memproduksi sendiri media pembelajaran berbasis TIK, guru merasa lebih repot dan harus menguasai suatu aplikasi pembuat media pembelajaran atau guru mengalami kesulitan dalam memproduksi media pembelajaran berbasis teknologi seperti audio, video, gambar, multimedia hingga games, berikut ini beberapa aplikasi magic yang dapat membantu para guru untuk membuat sendiri media pembelajarannya. Berbagai aplikasi ini dikategori berdasarkan jenis media pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
A. Audio
B. Video
Aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat mengedit video, dan membuat video animasi sebagai berikut :
C. Multimedia
Beberapa orang mengenal Articulate storyline sebagai aplikasi pembuat presentasi, namun sebenarnya Articulate storyline bisa digunakan untuk membuat aplikasi pembelajaran berbasis multimedia. Belajar membuat media menggunakan Articulate Storyline ini ibarat melewati jalan pintas untuk menciptakan sebuah media atau aplikasi interaktif berbasis web dan Android secara simpel dan mudah tanpa harus menguasai program aplikasi multimedia dan animasi bahkan bahasa pemrograman sekalipun (Amiroh, 2021).
D. Games & Quiz
Sebenarnya masih banyak lagi aplikasi-aplikasi magic yang bisa membantu proses pembuatan media pembelajaran menjadi kreatif dan menarik. Jika ingin mempelajari cara menggunakan aplikasi di atas bisa mencari sumber belajar/tutorial dari internet atau juga bisa menghubungi Balai Tekkomdik, Dinas Dikpora DIY untuk penjelasan cara menggunakan aplikasi tersebut hingga bisa membuat media pembelajaran secara mandiri. Karena sesungguhnya proses belajar tidak pernah berhenti, maka jangan pernah lelah untuk mempelajari hal baru yang bermanfaat.
Sumber artikel "Pola Pendidikan yang Tepat Bagi Generasi Z dan Generasi Alfa", https://tirto.id/ekQw
https://guruinovatif.id/@dwitanurcahyani/tips-menciptakan-pembelajaran-yang-menarik-dan-kreatif