-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Baca Artikel
Algoritma Penditeksi Berita Palsu (Hoax)
Berita yang tersebar diinternet, terutama yang beredar di media sosial memiliki kekuatan yang luar biasa. Hal ini dibuktikan oleh presiden kulit hitam pertama dari Amerika , Barack Obama yang memenangkan pemilihan presiden dengan kampanye lewat media sosial. Berita atau info yang beredar di internet tidak semuanya merupakan berita yang sesuai kenyataan atau hoax.
Hoax merupakan sebuah pemberitaan palsu yang digunakan untuk mengecoh atau mengakali pembaca/pendengar berita tersebut. Banyak hoax yang tersebar pada saat ada suatu peristiwa besar, salah satunya adalah pada saat pemilihan pimpinan dari suatu daerah. Banyak hoax yang beredar untuk membuat salah satu pihak terlihat lebih baik atau lebih buruk.
Sebagai salah satu media social terbesar dan salah satu media yang sering digunakan untuk menyebar berita hoax, facebook telah menyiapkan sebuah formula penangkal yang dapat digunakan menurunkan jumlah spam dan mengurangi posting-an yang merujuk pada halaman web yang kurang berkualitas. formula yang disiapkan oleh facebook tersebut berbentuk algoritma news feeds yang dapat mendeteksi posting-an yang dianggap oleh kebanyakan orang sebagai berita yang sesungguhnya, serta mengabaikan posting-an dengan konten spam atau hoax.
Agar dapat membedakan posting-an dengan konten hoax atau spam, pada awalnya facebook akan mengkategorikan berbagai Pages yang teridentifikasi sering menyebarkan hoax atau spam. Dari pola yang didapatkan dari Pages tersebut, algoritma tersebut akan belajar untuk membentuk ciri-ciri hoax. Jika berita tersebut Jika posting-an seseorang memenuhi ciri-ciri hoax maka posting-an tersebut akan akan tenggelam pada timeline (linimasa), sehingga posting-an tersebut tidak akan dibaca oleh banyak orang.
Dengan alogaritma tersebut facebook berharap berita-berita palsu atau hoax yang sering bertebaran dilinimasa tidak menjadi viral. Sekalipun telah ada algoritma untuk mendeteksi berita hoax pada akhirnya diri kita sendirilah yang dapat menjadi filter untuk memilih manakah berita yang benar-benar baik dan bermanfaat untuk diri kita. (Wahyu)