-
Telp Kantor
0274 517327 -
Surat Elektronik
[email protected] -
Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, Semaki
Telp Kantor
0274 517327Surat Elektronik
[email protected]Alamat Kantor
Jl. Kenari No.2, SemakiDi saat terjadi perubahan besar dalam sistem persekolahan di masa pandemi Covid-19 ini, maka menuntut suatu perubahan dari peran guru, orang tua, dan siswa dalam proses pembelajaran yang sangat besar pula. Paling tidak ada 4 hal penting yang berubah dan bergeser dalam persekolahan, yaitu tempat belajar yang tadinya di ruang kelas yang ada di sekolah, berubah ke tempat-tempat belajar di rumah siswa; tanggung jawab pembelajaran yang tadinya dikendalikan oleh guru karena berada dalam kelas bergeser ke orang tua karena memang siswa berada di rumah bersama orang tua; pola pembelajaran yang tadinya satu moda pembelajaran untuk semua anak di kelas, saat ini bergeser harus mampu melayani anak secara personal di rumah masing-masing; dan yang paling mengalami pergeseran. Terjadi pergeseran pembelajaran dari pembelajaran berbasis kelompok group-learning (kelas) menjadi self-learning (pembelajaran mandiri) di rumah masing-masing. Siswa sangat dituntut untuk memiliki inisiatif dan kemauan belajar mandiri lebih besar. Karena pembelajaran mandiri sangat membutuhkan komitmen dan kesungguhan dari masing-masing siswa untuk hasil pembelajaran yang maksimal.
Dalam bukunya The Conditions of Learning yang dipublikasikan pada 1965, Gagne mengidentifikasi sembilan kondisi mental belajar atau sembilan kejadian Instruksi Gagne (Gagne's 9 Events of Instruction). Gagne mendasarkan modelnya pada pemrosesan informasi ketika proses mental murid terjadi pada kondisi murid-murid menghadapi berbagai rangsangan dalam lingkungan pembelajarannya. Gagne menyatakan prosesnya terdiri dari sembilan langkah instruksi, yang berkorelasi dalam mengatasi kondisi pembelajaran yaitu Gain attention, informing the learner of the objective, stimulating recall of prior knowledge, presenting information, providing guidance, eliciting performance, providing feedback, assessing performance, enhancing retention & transfer.
Dari sembilan kondisi belajar menurut Gagne tersebut, yang pertama dan paling utama adalah gain attention-mendapatkan perhatian, menimbulkan minat dan memusatkan perhatian siswa. Pendidik harus memulai pelajarannya dengan menimbulkan minat dan perhatian siswa. Dengan minat dan perhatian, mereka akan memiliki kepekaan indera untuk merespon stimulus yang diberikan, sehingga guru dapat memberikan pembelajaran dengan lebih efektif. Guru perlu menimbulkan minat dan perhatian murid melalui penyampaian sesuatu yang baru, menarik, dan terkadang memulainya dengan kontradiktif atau kompleks. Di sinilah letak pentingnya mengapa guru harus menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesar serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
Alasan menggunakan media adalah pada dasarnya berguna untuk memfasilitasi pembelajaran atau meningkatkan pemahaman pada materi yang digunakan. Komunikasi digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan digunakan bagi proses yang lebih baik, dibutuhkan usaha kreatif untuk mencapai berbagai variasi dari tujuan instruksional implisit, menarik perhatian (attracting attention), mengembangkan minat (developing interest), menciptakan puncak kondisi belajar (djusting the learning climate), dan memperbesar penerimaan akan ide yang dipresentasikan (promoting acceptance of an idea).
Siswa-siswi saat ini, bisa mengakses hampir semua rekaman video yang mereka inginkan, baik melalui layanan streaming (youtube) maupun pencarian sederhana melalui google. Sangat banyak sekali konten pembelajaran berbasis video yang mudah diakses melalui platform youtube baik untuk belajar pengetahuan baru atau untuk melihat tutorial-tutorial yang bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. 90% dari generasi Z mengakses youtube untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sebuah studi oleh Barnes & Noble menemukan bahwa 80 % dari generasi Z di usia sekolah menengah percaya bahwa YouTube adalah alat pembelajaran yang bermanfaat. Menurut paparan Hootsuite - We Are Social pada Januari 2020 di Indonesia, youtube adalah platform kedua yang paling banyak diakses setelah google. Video digital berkembang sangat cepat, bahkan menggantikan TV tradisional, mendominasi screen-on-time (durasi akses gawai) dan bahkan bersaing dengan mesin pencari utama. Artinya kecenderungan aktivitas warga negara Indonesia setelah search segala kebutuhannya di google yaitu melakukan pencarian di platform youtube. Kemudian menonton konten video tersebut entah apapun jenis videonya. Menonton lebih disukai daripada membaca.
Guru harus mampu bersaing membuat konten video dengan konten-konten video menghibur lain, yang sedikit atau bahkan tidak berfaedah. Jadi guru harus mampu membuat media pembelajaran berbasis video mengingat kondisi siswa saat ini yang lebih suka menonton daripada membaca. Video animasi adalah cara yang bagus untuk menarik perhatian siswa. Tapi, itu tidak cukup hanya dengan menyatukan kumpulan teks dan gambar secara acak. Video yang efektif terpadu dari awal hingga akhir dan menyertakan grafik menarik, itulah yang bisa membantu menyampaikan pesan. Jadi, software / aplikasi apa yang bisa digunakan oleh guru untuk membuat video animasi yang gratis, mudah digunakan dan memiliki hasil yang bagus?.
Salah satu tools yang bisa dipakai guru untuk membuat video animasi adalah Powtoon. Kenapa powtoon? karena gratis, hasilnya bagus dan yang jelas fitur dan menunya mudah untuk digunakan. Powtoon, memiliki ratusan karakter, bentuk, efek, dan "alat peraga" dalam bentuk kartun yang beragam dan dapat disesuaikan, atau objek yang Anda temukan di kantor, di rumah, atau di kelas. Powtoon adalah platform komunikasi visual yang memberi Anda kebebasan untuk membuat video profesional dan disesuaikan sepenuhnya yang akan disukai siswa anda.
Guru sangat memahami bahwa siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Powtoon dirancang untuk menawarkan kepada guru fleksibilitas yang luar biasa dalam hal bagaimana cara mereka memperkenalkan mengembangkan, dan memperkuat konsep-konsep kunci. Untuk membuat siswa antusias, tujuan utamanya adalah membuat cerita yang menuntun mereka melalui tiga tahap berikut :
Tahap 1 : Menangkap perhatian mereka.
Tahap 2 : Libatkan mereka (dan buat mereka tetap terlibat!).
Tahap 3 : Menginspirasi tindakan positif terhadap subjek atau konsep yang diajarkan
Mari kita mulai membuat pelajaran yang menarik dengan menanyakan tiga pertanyaan terkait.
Salah satu yang alat psikologis yang paling kuat yang kita miliki adalah kemampuan untuk memasuki percakapan di kepala siswa. Begini penjelasannya.
Ketika disajikan dengan materi pembelajaran, pertanyaan internal pertama, siswa akan bertanya pada diri mereka sendiri: "Apakah saya benar-benar peduli tentang subjek ini? Apakah itu akan menarik?"
Jadi tujuan pertama Anda adalah untuk menarik perhatian mereka dan meyakinkan mereka bahwa Anda sedang berbicara tentang sesuatu yang secara langsung relevan dengan mereka.
Bagaimana caranya? Cara terbaik adalah dengan menciptakan rasa ingin tahu / rasa penasaran!
Ada beberapa cara untuk membuat rasa ingin tahu siswa, dan demikian pula dengan perhatian mereka. Sesuatu yang baru, tak terduga, menantang, tidak biasa, ambigu, atau yang melintas batas akan menangkap perhatian mereka. Akal dan humor, misalnya, adalah cara yang bagus untuk membuat mereka duduk dan mendengarkan. Kartun dapat menarik perhatian siswa hanya dengan menjanjikan sesuatu yang menyenangkan — tetapi ini tidak menghilangkan kebutuhan anda untuk terus membangkitkan minat. Bahkan saat mereka menonton kartun, Anda harus memastikan bahwa "panggilan" awal Anda, garis pembukaan Anda, membuat mereka ingin menemukan lebih banyak.
Sedikit tips psikologi: segera setelah seorang siswa melintasi penanda awal 7 detik dan membuat keputusan untuk melanjutkan mendengarkan, Anda telah menangkap 30 detik lagi perhatian. Inilah saatnya Anda harus meyakinkan mereka bahwa Anda menawarkan sesuatu yang relevan, baik dengan mengungkapkan solusi atau mempesona mereka dengan pengetahuan yang mengejutkan.
Membuat siswa fokus memang cukup sulit. Siapapun yang memiliki pengalaman presentasi atau mengajar pasti memahami. Salah satu metode yang paling efektif untuk membuat siswa peduli tentang pesan Anda adalah membuat "pernyataan atau pertanyaan terbuka" terkait materi Anda. Hal tersebut adalah perangkat retorika yang kuat yang mengajukan pertanyaan atau menyatakan sebuah masalah yang tetap belum terselesaikan dan menahan perhatian siswa sampai guru menutup pertanyaan atau pernyataan tersebut.
Gunakan pernyataan / pertanyaan terbuka tersebut untuk mengajukan pertanyaan topikal terbesar/inti dan memutar sisa cerita dalam bentuk yang menghibur—seperti investigasi, novel detektif, atau konteks apa pun yang sesuai untuk kelas dan tingkat usia siswa Anda. Ini memberi Anda kemampuan untuk mentransfer percakapan dari kartun ke ruang kelas kapan saja, sambil terus membuka pernyataan / pertanyaan baru atau menjawab nya kapan pun sesuai dengan kebutuhan.
Pada tahap ini, siswa akan menyadari bahwa :
Sekarang Anda perlu menyajikan penjelasan dan fokus pada manfaat, bagaimanapun juga, siswa membutuhkan visi tentang bagaimana pelajaran atau konsep ini akan bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Jadi, Anda harus mengklarifikasi tindakan yang anda inginkan yang harus dilakukan siswa. Ini disebut sebagai ajakan bertindak. Ini mungkin terlihat sederhana, tetapi Anda mungkin akan terkejut betapa banyak guru mengabaikan elemen penting ini.
Cara termudah untuk mencapai tahap ini adalah dengan menyatakan apa yang harus dilakukan siswa selanjutnya : mengambil pensil dan kertas, membuka buku, mengeluarkan kalkulator, melakukan penelitian tambahan, atau membuat karya mereka sendiri.
Powtoon menyediakan outlet kreatif untuk guru dan siswa untuk bekerja secara individu ataupun kolaboratif dalam proyek. Sebagai sumber daya yang dinamis, interaktif, dan online, Powtoon meningkatkan dan mendukung pengajaran dan pembelajaran. Anda sekarang memiliki kekuatan kreativitas untuk memenuhi kebutuhan siswa anda.
Penulis : Yulian Ady K
Sumber buku :
Yao Tung, Khoe. 2017. Desain Instruksional Perbandingan Model & Implementasinya. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Israel, Eva Hariyati & Indrajit, Richardus Eko . 2020. Kelas Maya - Membangun Ekosistem E-Learning di Rumah Belajar. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Seemiller, Corey & Grace, Meghan. 2019. Generation Z - A Century In The Making. London & New York: Routledge
Spitalnik, Ilya. 2017. Cartoons in The Classroom - Helping educators create lessons and design amazing animated videos that engage, inspire, and improve student achievement. London: Powtoon. tersedia di https://www.powtoon.com/labs/wp-content/uploads/2017/05/Cartoons-in-the-Classroom-Book-1.pdf
Sumber internet :
www.powtoon.com diakses tanggal 19 Juli 2021
https://www.powtoon.com/blog/how-to-choose-engaging-content-for-your-animated-videos/ diakses tanggal 19 Juli 2021
https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia diakses tanggal 19 Juli 2021