3 TAHAP YANG KITA RASAKAN SAAT HADAPI VIRUS CORONA

Banyaknya informasi yang beredar mengenai virus corona (COVID-19) bisa saja memengaruhi kesehatan mental Anda. Rasa panik, stres, takut kehilangan orang-orang tercinta, dan perubahan aktivitas adalah segelintir dampak dari mewabahnya virus yang mengancam pernapasan ini.  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus corona sebagai pandemi pada hari Rabu (11/3/2020). Hal ini membuat pemerintah dan masyarakat dunia makin waspada dengan penyebaran virus corona.

Dilansir dari laman website www.hipwee.com, Meski penting untuk mencari informasi terpercaya, Anda juga perlu mengetahui langkah-langkah untuk membentengi diri dari stres dan panik berlebih di tengah wabahnya corona. Apa yang kamu rasakan saat menghadapi virus corona yang mematikan? Barangkali awalnya sangat panik karena takut tertular. Namun lama-kelamaan, segalanya terasa membaik dan kamu mulai bisa berpikir jernih lagi. Itu reaksi yang sepenuhnya wajar. Sebab saat menghadapi sesuatu, terutama hal yang gawat, biasanya manusia melalui beberapa tahap penerimaan.

Belum lama ini ramai beredar di Twitter, unggahan tentang tiga tahap sikap manusia dalam menghadapi virus corona. Tahapan tersebut dibuat dengan Learning Zone Model yang dipopulerkan oleh pendidik Jerman bernama Tom Senninger. Dia berpendapat kalau manusia melalui tiga proses saat belajar: comfort zone (merasa nyaman karena selalu berada di kondisi yang familiar), learning zone (mengambil risiko untuk belajar sesuatu), dan panic zone (merasa panik dalam proses belajar, tetapi akhirnya berhasil menguasai suatu kemampuan).

Dari Learning Zone Model itu, kita bisa memahami tiga tahapan yang dilalui saat menghadapi virus corona. Masing-masing mempunyai pertanda yang berbeda. Yuk simak penjelasannya dan silakan cek sudah sampai tahap manakah kamu berada…

1. Fear Zone. Kamu merasa sangat ketakutan setiap membaca atau mendengar berita seputar corona. Sebagian orang juga melakukan panic buying

Karena dampaknya yang mematikan, virus corona diberitakan di mana-mana supaya orang waspada. Namun, terlalu banyak membaca dan mendengar info tentang corona justru bisa membuat seseorang panik dan ketakutan. Secara tak sadar, mungkin kamu juga berpikir bahwa dirimu adalah korban. Lantas mulai mencari-cari pihak yang bisa disalahkan, tanpa terlintas pikiran kalau kamu juga bisa menjadi pihak yang bersalah.

Tahapan ini ditandai dengan panic buying atau berbelanja dengan perasaan panik. Sebagian orang menimbun makanan, obat, dan tisu toilet secara berlebihan. Padahal mungkin barang-barang itu tak terlalu diperlukan. Dengan melakukan panic buying, kita justru bisa merugikan orang lain yang tak kebagian barang saat berbelanja. Kalau bisa berhenti melakukannya, berarti sudah berada di tahap selanjutnya.

2. Learning Zone. Kamu mulai tak panik dan sadar kalau semua sedang mengusahakan yang terbaik. Orang-orang juga berusaha tetap nyaman saat bekerja dari rumah

Dalam tahap ini, kamu sudah bisa membatasi diri saat mengonsumsi berita seputar virus corona. Yang dibaca hanya yang penting-penting saja. Pikiran pun menjadi lebih tenang dan jernih. Kamu mulai berserah diri pada keadaan. Bukan berarti pasrah, melainkan percaya kalau semua orang sedang berusaha yang terbaik untuk menghadapi situasi genting ini.

Sebagian orang sudah bisa bekerja atau belajar dari rumah. Walaupun bosan, kamu berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ada berbagai hal berguna yang bisa dilakukan, mulai dari belajar memasak sampai menanam di kebun. Kamu juga sudah mempunyai kesadaran untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat agar tak tertular penyakit.

3. Growth zone. Tak lagi memikirkan diri sendiri, kamu mulai bergerak untuk membantu sesama. Bahkan mulai bisa bersyukur atas apa pun yang terjadi

Inilah tahapan tertinggi yang bisa dialami. Kalau sudah mencapainya, berarti kamu berhasil lepas dari sifat egois. Sebab sudah tak lagi mengutamakan diri sendiri dalam situasi genting. Kamu mulai tergerak untuk membantu orang-orang lain. Apalagi mereka yang sangat membutuhkan bantuan, seperti kalangan menengah ke bawah atau para tenaga medis yang membutuhkan peralatan.

Tahap ini juga ditandai dengan munculnya perasaan bersyukur pada apa pun yang terjadi. Walaupun situasinya masih genting, kamu berusaha tetap berpikiran positif dan mencari solusi untuk bersama. Kamu tak lagi merasa menjadi korban, melainkan menjadi penggerak agar keadaan berubah menjadi lebih baik.

Itulah tiga tahapan yang dialami saat menghadapi gawatnya virus corona. Bagaimana, kamu sudah berada di tahap berapa? Semoga kita semua bisa introspeksi diri supaya bisa naik “kelas” bersama.