Johann Gutenberg – Penemu Mesin Cetak Printer

Apakah kalian sering mengerjakan tugas sekolah, kuliah dan pekerjaan ataupun kegiatan harian menggunakan kertas yang dicetak? Ya, alat pencetak tulisan tersebut bernama Printer. Printer sangat dekat kaitannya dengan kegiatan mengetik yang sudah saya sebutkan kegunaanya seperti diatas. Apa jadinya bila kita masih menulis manual menggunakan tangan betapa capeknya hal tersebut. Sekarang kita sudah dapat menikmati menulis sesuatu tanpa menulisnya menggunakan tangan, dan kita dapat mengetik lalu mencetaknya menggunakan printer tersebut. Maka dari itu berterima kasihlah kepada Johann Gutenberg yang telah menemukan dan menciptakan alat pencetak atau printer tersebut.

Printer (Pencetak) adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar/grafik, di atas kertas. Pencetak biasanya terbagi atas beberapa bagian, yaitu penggetil picker sebagai alat mengambil kertas dari baki . Baki ialah tempat menaruh kertas. Tinta atau tinta bubuk toner adalah alat pencetak sesungguhnya, karena ada sesuatu yang disebut tinta atau tinta bubuk yang digunakan untuk menulis/mencetak pada kertas.  Perbedaan tinta bubuk dan tinta ialah perbedaan sistem; tinta bubuk atau laser butuh pemanasan, sedangkan tinta atau sembur tinta tak butuh pemanasan, hanya pembersihan pada hulu pencetak (print-head) tersebut. mencetak di atas kertas, kain, kaca, film putih, ebonit, dll. Ada pula kabel lentur untuk pengiriman sinyal dari pengolah pencetak ke tinta atau tinta bubuk. Kabel ini tipis dan lentur, namun kuat. Pada bagian belakang pencetak biasanya ada colokan sejajar atau USB untuk penghubung ke komputer.

Teknik cetak mencetak sudah dilaksanakan secara sederhana di Cina pada abad ke-14. Inovasi orang-orang Cina telah berhasil menciptakan tinta dan block printing yang berpengaruh besar terhadap tradisi tulisan. Tetapi perkembangan teknik cetak di Cina tidak sehebat dengan perkembangan yang terjadi di Eropa. Hal ini terjadi disebabkan alfabet Cina memiliki ribuan ideogram spesifik, yang sangat sukar jika diterapkan di mesin tik. Akibatnya, hampir tidak ada perubahan yang berarti dalam hal efisiensi produksi di Cina sebagaimana yang terjadi di Eropa.

Di awal tahun 1950-an, terjadi perkembangan budaya yang sangat pesat di Eropa yang menimbulkan kebutuhan akan proses produksi dokumen tulisan yang cepat dan murah. Adalah Johannes Guternberg, seorang tukang emas dan usahawan asal Jerman, yang berhasil mengembangkan teknologi mesin cetak yang telah mengubah tehnik mencetak secara revolusioner. Percetakan sendiri mungkin merupakan penemuan yang paling penting pada millennium lalu, walaupun dampak yang ditimbulkannya pada perekonomian global tidak terlalu besar. Penemuan mesin cetak ini memungkinkan Alkitab jadi buku pertama yang diproduksi secara massal.

Johann Gutenberg. Pria berkebangsaan Jerman ini dikenal sebagai penemu dari Mesin cetak yang kemudian menjadi sebuah penemuan besar yang merevolusi teknologi kala itu. Johann Gutenberg dikenal sebagai penemu asal Jerman. Ia lahir pada pada tahun 1398 di Mainz, Jerman. Ayahnya bernama Friele Gensfleisch zur Laden dan ibunya bernama Else Wyrich. Johann Gutenberg kemudian mendapatkan ide untuk membuat mesin cetak ketika ia sedang membuat surat. Ia membuat kop huruf pada sebuah cetakan. Hal ini ia kerjakan agar bisa melunasi utang utangnya ketika itu. Pada waktu itu buku serta surat surat masih ditulis dengan tangan dan kemudian ketika disalin mengandung banyak kesalahan serta lambat.

Johann Gutenberg membuat bentuk huruf latin dari logam dengan menggunakan timah hitam. Ia kemudian membuat 300 model huruf yang ia tiru dari tulisan tangan yang bentuknya tegak bersambung. Johann Gutenberg kemudian membuat mesin cetak yang terbuat dari kayu yang dapat mencetak dengan cepat. Hal ini lebih cepat dibandingkan dengan menyalin menggunakan tangan dan kesalahan penyalinan pun dapat diminimalisir. Johann Gutenberg meninggal pada 3 Februari 1468 dikarenakan serangan jantung. Ia dimakamkan di gereja Fransiskan di Mainz. Namun Gereja itu kemudian dihancurkan, dan kuburan Gutenberg kemudian hilang.